Gaji ke-13 Belum Mampu Redam Potensi Resesi

Ancaman resesi ekonomi di depan mata

Jakarta, IDN Times - Para Aparatur Sipil Negara (ASN) akhirnya mendapat kepastian soal nasib gaji ke-13 mereka. Kementerian Keuangan memutuskan untuk mencairkan insentif tersebut pada Agustus 2020.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menilai gaji ke-13 dinilai belum mampu mendorong perbaikan pada konsumsi rumah tangga secara signifikan.

"Gaji ke-13 akan ada kontribusinya dalam meredam tekanan pada konsumsi rumah tangga, namun karena penambahannya hanya senilai satu bulan gaji dan jumlah PNS terhadap total populasi yang juga kecil saya rasa efeknya tidak begitu besar," kata Faisal kepada IDN Times, Rabu (22/7/2020).

1. Belum mampu redam potensi resesi

Gaji ke-13 Belum Mampu Redam Potensi ResesiIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Faisal menuturkan pada kuartal III 2020 nanti CORE memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh negatif. Itu artinya, potensi resesi ekonomi Indonesia masih sangat besar.

"Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III antara minus 2 persen sampai minus 3 persen," tutur dia.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat PNS! Gaji ke-13 Bakal Cair Agustus 

2. Konsumsi rumah tangga akan sulit tumbuh di kuartal III

Gaji ke-13 Belum Mampu Redam Potensi ResesiIlustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Dia menambahkan, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh minus 1 persen hingga minus 2 persen. Dampak pandemik COVID-19 masih menahan laju konsumsi rumah tangga.

"Kontraksinya akan lebih dangkal karena beberapa faktor, selain diberlakukannya relaksasi (new normal), distribusi bansos yang mungkin akan lebih luas dibandingkan triwulan kedua dan juga efek gaji ke-13," jelas dia.

3. Peluang Indonesia lolos dari resesi ekonomi sangat kecil

Gaji ke-13 Belum Mampu Redam Potensi ResesiDirektur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah. IDN Times/Hana Adi Perdana

Pandemik COVID-19 membuat perekonomian seluruh negara di dunia morat-marit. Beberapa negara telah merasakan dampak dari wabah tersebut. Singapura misalnya, negara tersebut baru saja mendeklarasikan bahwa perekonomiannya mengalami resesi setelah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi.

Berkaca pada kondisi Negeri Singa, semua negara berpotensi besar mengalami resesi. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Mampukah lolos dari jurang resesi?

"Gak ada.. Gak ada. Dari mana peluangnya?," kata Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah.

Meski demikian, Piter menegaskan bahwa resesi bukan hal yang menakutkan. Menurutnya, kondisi resesi mengancam seluruh negara di dunia yang terdampak COVID-19.

"Yang paling penting kita walaupun resesi kita masih bisa survive, masih bisa bertahan. Dunia usaha kita tidak collapse, kita tidak masuk ke jurang krisis itu yang penting. Jadi bukan sesuatu yang menghebohkan sekali," tegas dia.

Baca Juga: Disinggung soal Pencairan Gaji ke-13 PNS, Ini Jawaban Sri Mulyani

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya