Garuda-Sriwijaya Cerai, Positif ke Persaingan Harga Tiket

Harga tiket jadi lebih bersaing

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut positif pemisahan antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Sriwijaya Air Group. Menurut dia, pisahnya kedua maskapai memberi dampak positif terhadap persaingan harga tiket. 

"Bahwa pemisahan Garuda-Sriwijaya lebih positif. Artinya terjadi persaingan harga (tiket) yang baik," ujarnya di Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (25/11).

1. Pisahnya Garuda-Sriwijaya juga permudah penyelesaian masalah

Garuda-Sriwijaya Cerai, Positif ke Persaingan Harga TiketIDN Times/Holy Kartika

Dengan berpisahnya kedua maskapai tersebut, jika salah satu maskapai terjadi permasalahan, Kemenhub akan mudah melakukan pemeriksaan hanya terhadap maskapai terkait. Sedangkan, jika keduanya masih kerja sama, keduanya akan diperiksa.

"Kita bisa melupakan pemilahan masalah dengan jelas. Katakan kalau Sriwijaya ada masalah, maka Sriwijaya kita periksa, tidak berkait Garuda," jelas Budi Karya.

Baca Juga: [BREAKING] Ceraikan Sriwijaya, Ini Penjelasan Garuda Indonesia

2. Romantisme Garuda dimulai akhir 2018

Garuda-Sriwijaya Cerai, Positif ke Persaingan Harga TiketIDN Times/Holy Kartika

Garuda Indonesia mengakuisisi Sriwijaya Air lewat kerja sama operasional (KSO) pada awal triwulan IV-2018. Keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut. 

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengungkapkan bahwa Sriwijaya secara teknikal pada saat itu 'bangkrut'. Perusahaan tersebut memiliki utang sebesar US$58 juta kepada Garuda Indonesia dan Rp1,6 triliun kepada BUMN.

Dengan kondisi keuangan Garuda pada saat itu yang tengah morat-marit, perseroan akhirnya melakukan KSO dalam jangka waktu 12 tahun dengan opsi pengambilalihan saham minimum 51 persen dalam waktu 5 tahun.

3. Sempat rujuk, hingga akhirnya putuskan pisah

Garuda-Sriwijaya Cerai, Positif ke Persaingan Harga TiketInstagram.com/sriwijayaair

Garuda Indonesia Group sepakat melakukan kerja sama manajemen (KSM) dengan Sriwijaya Air Group, setelah sebelumnya sempat terjadi dispute (perselisihan) di antara keduanya. Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra yang mewakili Garuda Indonesia Group mengatakan kesepakatan KSM itu dalam hal meningkatkan safety kelaikan penerbangan pesawat milik Sriwijaya Group. 

"Jadi dengan kesepakatan KSM ini kami pihak Garuda dan Sriwijaya Air pemegang saham berharap dengan momentum yang baik ini dapat menjadi titik turning poin. Kita kembali lagi senantiasa pertama mengedepankan safety kelaikan sriwijaya air kita prioritas," tuturnya di Tangerang, Selasa (1/10).

Sebelumnya, beredar kabar bahwa seluruh pesawat Sriwijaya Group tidak laik beroperasi. Salah satu penyebabnya yaitu karena suku cadang kurang atau terbatas.

Awal November, Garuda menyatakan kembali memutuskan kerja sama dengan Sriwijaya Air Group. Perusahaan pelat merah tersebut mengungkap ‘bercerai’ kembali karena beberapa hal yang belum diselesaikan.

Hingga akhirnya, Sriwijaya memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Garuda. Padahal, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan telah mengatakan bahwa kedua maskapai sepakat untuk memperpanjang kerja sama hingga tiga bulan ke depan. 

Namun Sriwijaya Air memtusukan untuk tidak memperpanjang kerja sama. Kuasa hukum sekaligus salah seorang pemegang saham PT Sriwijaya, Air Yusril Ihza Mahendra, membenarkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan langkah untuk mengakhiri kerja sama manajemen dengan Garuda Indonesia Group (GA Group).

Langkah tersebut diambil karena ada instruksi mendadak dari GA Group kepada semua anak perusahaannya--GMF, Gapura Angkasa, dan Aerowisata, untuk menagih pembayaran cash di muka atas pelayanan mereka kepada Sriwijaya pada Kamis (7/11). Jika Sriwijaya tidak membayar cash di muka, anak-anak perusahaan diperintahkan agar tidak memberikan pelayanan service dan maintenance apa pun kepada Sriwijaya.

"Sriwijaya menolak perubahan sistem pembayaran yang tidak fair ini dan menganggap GA sengaja ingin melumpuhkan Sriwijaya. Akibat instruksi mendadak itu, terjadi kekacauan pada sebagian besar penerbangan Sriwijaya hari Kamis 7 November kemarin karena terhentinya pelayanan oleh anak-anak perusahaan GA Group," ujar Yusril.

Baca Juga: Sriwijaya Pilih Cerai dengan Garuda, Kemenhub Tingkatkan Pengawasan

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya