Gencarkan Hilirisasi, Menteri Investasi Ajak Investor Datang ke RI

Upaya transformasi ekonomi Indonesia lewat hilirisasi

Jakarta, IDN Times – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa fokus pemerintah Indonesia pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau.

Hal itu disampaikan Bahlil saat membuka Paviliun Indonesia pagi hari ini waktu Davos, Swiss (18/1/2023).

Baca Juga: Realisasi Investasi 2022 Capai Target, Tembus Rp1.207 Triliun

1. Bahlil sebut ada 8 sektor prioritas dalam kebijakan hilirisasi

Gencarkan Hilirisasi, Menteri Investasi Ajak Investor Datang ke RIAktivitas di area kilang PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Menteri Bahlil memaparkan bahwa arah kebijakan hilirisasi investasi strategi pemerintah Indonesia tidak hanya untuk sumber daya nikel, melainkan ada 8 sektor prioritas yaitu mineral, batubara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan 21 komoditas. Kebijakan ini sudah berjalan dan direncanakan nilai investasinya hingga tahun 2035 akan mencapai 545,3 miliar dolar AS.

“Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang fokus menjalankan proses nilai tambah di negaranya sendiri. Ini semua sudah berjalan, ini sudah dimulai. Kami mengundang investor untuk datang membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar. Kami ditugaskan Presiden untuk memberikan jaminan percepatan perizinan kepada investor,” Bahlil kata Bahlil dikutip dari keterangannya, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga: Target Investasi Rp1.400 T, Bahlil Minta Jangan Ada Kampret vs Cebong

2. Upaya hilirisasi yang dilakukan Indonesia mendapatkan pertentangan dari global

Gencarkan Hilirisasi, Menteri Investasi Ajak Investor Datang ke RIMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melepas keberangkatan kapal Ajkwa yang mengangkut konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Pelabuhan Amamapare, Mimika, Papua Tengah, pada Senin (15/8/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Bahlil mengungkapkan bahwa perjuangan Indonesia menginisiasi hilirisasi mendapatkan pertentangan luar biasa dari dunia. Namun, Bahlil menilai hilirisasi ini adalah jalan tengah untuk Indonesia berubah dari negara berkembang menuju negara maju.

Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya ingin menapaki anak tangga yang sama dengan negara maju. Hilirisasi tidak hanya untuk menguntungkan para pengusaha dan investor, tetapi juga berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM yang ada di daerah agar tumbuh bersama-sama.

Baca Juga: WEF 2023, Bahlil Sebut Ekonomi RI Terbaik di Negara G20

3. Pertamina dukung program hilirisasi lewat pengembangan infrastruktur untuk kendaraan listrik

Gencarkan Hilirisasi, Menteri Investasi Ajak Investor Datang ke RICharging station untuk motor listrik yang ada di kawasan Nusa Dua, Bali. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Pada sesi panel, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa Pertamina mendukung program hilirisasi melalui pengembangan infrastruktur untuk ekosistem kendaraan listrik serta mencapai Net Zero Emission (NZE) melalui transisi energi. Menurut Nicke, diperlukan kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang untuk melaksanakan transisi energi menuju energi hijau.

“Tantangan terbesar dalam transisi energi adalah pembiayaan, teknologi, dan kesiapan sumber daya manusia. Kerja sama global dengan aksi nyata antara negara merupakan kunci untuk memperlancar transisi energi,” ungkap Nicke.

Turut hadir menjadi panelis dalam sesi diskusi ini antara lain Anindya Bakrie Direktur Utama Bakrie & Brothers, Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand, dan President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Keempat panelis ini berdiskusi mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan hilirisasi di Indonesia dan bagaimana kerja sama yang inklusif dapat membantu menangani tantangan dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya