Gubernur BI Sebut Ekonomi RI hanya 2,97 Persen karena Faktor PSBB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I 2020 hanya sebesar 2,97 persen. Angka ini jauh dari proyeksi pemerintah maupun BI yang ada di kisaran 4 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa kebijakan penanganan COVID-19, ikut mempengaruhi pelemahan ekonomi di kuartal I.
"Kami sampaikan ini lebih rendah dari perkiraan kami 4,4 persen. Faktor yang mendasari adalah dampak dari penanganan COVID-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing dan work from home mempengaruhi ekonomi baik konsumsi maupun investasi," ujarnya dalam video conference, Rabu (6/5).
1. Perry menilai capaian 2,97 persen patut disyukuri
Perry menilai capaian 2,97 persen masih bisa disyukuri. Dibanding negara lain, capaian Indonesia masih lebih baik. Tiongkok misalnya, pertumbuhannya -6,85 persen, Amerika Serikat yang tumbuh 0,3 persen, Eropa -3,3 persen, Singapura yang -2,2 persen dan Korea Selatan hanya tumbuh 1,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2,97 persen termasuk Alhamdulillah artinya jauh lebih baik dari sebagian besar negara lain. Tentu saja kalau lihat pertumbuhan maunya tumbuh 4,4 persen. Tapi ini angka yang patut disyukuri," tutur dia.
Baca Juga: BI Proyeksikan Ekonomi RI di Kuartal II 2020 Anjlok ke 0,4 Persen
2. Sejumlah proyeksi BI meleset akibat dampak virus corona
Editor’s picks
Perry menyebut proyeksi BI terhadap konsumsi masyarakat juga terkoreksi. BI memperkirakan konsumsi bisa tumbuh 5 persen, namun realisasinya hanya 2,8 persen pada kuartal I 2020. Namun, insentif yang digelontorkan pemerintah ke masyarakat, telah berdampak positif dalam pertumbuhan ekonomi.
"Semula kami perkirakan konsumsi pemerintah 2,3 persen pada kuartal I tahun ini. Tapi dari rilisnya BPS konsumsi pemerintah 3,74 persen terutama dari penyaluran bansos bisa menopang pertumbuhan ekonomi sehingga tidak turun lebih dalam," ujarnya.
3. Optimistis di semester II akan mengalami perbaikan
Meski terseok-seok pada semester pertama atau periode Januari-juni, Perry optimistis ekonomi Indonesia akan mengalami perbaikan di semester II (Juli-Desember). Di akhir tahun, pihaknya meyakini ekonomi bisa tumbuh 3,1 persen.
"Kami meyakini semester II akan lebih baik. Di kuartal III diperkirakan pertumbuhannya 1,2 persen dan kuartal IV akan tumbuh 3,1 persen," tutur Perry.
Baca Juga: Diserang Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi RI Mandek di 2,97 Persen