Hattrick Deflasi Pecah, BPS Catat Inflasi Oktober 0,07 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2020 sebesar 0,07 persen. Tren deflasi selama tiga bulan terakhir yang berturut-turut akhirnya terhenti.
"Terjadi inflasi sebesar 0,07 persen. Sehingga inflasi tahun kalender 0,95 persen dan inflasi tahun 1,44 persen. Ada 66 kota mengalami inflasi yang mana 24 kota mengalami deflasi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin (2/11/2020).
1. Inflasi tertinggi di Sibolga
Dari pemantauan BPS terjadap indeks harga konsumen (IHK) di 90 kota, inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan terendah di DKI Jakarta, Cirebon, Bekasi, Jember yang sebesar 0,01 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Monokwari sebesar 1,81 persen dan terendah terjadi di Surabaya 0,02 persen. "Deflasi di Manokwari karena penurunan tarif angkutan udara," ucap dia.
Baca Juga: Hattrick Deflasi, Sinyal Apa bagi Indonesia?
2. Indonesia catat hattrick deflasi
Editor’s picks
Diberitakan sebelumnya, BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen pada September 2020. Dengan demikian, Indonesia mencatat hattrick deflasi sejak Juli, Agustus hingga September atau kuartal III 2020.
Selama triwulan III 2020, terjadi deflasi Juli sebesar 0,10 persen, Agustus 0,05 persen dan September sebesar 0,05 persen.
3. Kenaikan harga cabai merah hingga bawang picu inflasi
Suhariyanto menjelaskan, terjadinya inflasi pada Oktober 2020 dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng. Masing-masing memberikan andil 0,09 persen terhadap inflasi. Kenaikan harga bawang merah turut berkontribusi sebesar 0,02 persen.
Kenaikan harga tiga komoditas tersebut yang menyebabkan kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi 0,29 persen pada bulan lalu. "Andilnya sebesar 0,07 persen kepada inflasi," ujarnya.
Baca Juga: Bisa Memicu PHK, Apa Itu Deflasi?