Indonesia-Israel Mau Berkongsi, Apa Untungnya?

Dari sisi perdagangan perlu dipertimbangkan

Jakarta, IDN Times - Indonesia dikabarkan akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Kedua negara disebut akan melakukan normalisasi hubungan dalam beberapa minggu mendatang.

Lalu, apa untungnya untuk Indonesia?

Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan bahwa secara ekonomi dampaknya masih sangat kecil bagi Indonesia.

"Israel kan negara kawasan Timur Tengah ya, kalau Timur Tengah pasarnya relatif kecil. Dia non tradiasional dari segi perdagangan. Masih kecil banget secara ekonomi," kata Tauhid kepada IDN Times, Senin (14/12/2020).

1. Produk impor Israel tidak berkorelasi dengan komoditas unggulan Indonesia

Indonesia-Israel Mau Berkongsi, Apa Untungnya?Ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari sisi perdagangan, Tauhid menyebut bahwa produk ekspor Israel adalah berlian hingga elektrounik. Sementara itu, Israel kerap lebih banyak mengimpor minyak dan beberapa produk berlian.

"Sebenarnya tidak terlalu berkorelasi dengan produk unggulan ktia seperti CPO, batubara, pertanian. Jadi masih relaitf kecil potensi perdagngannya," jelas Tauhid.

Baca Juga: Kemenlu: Tidak Ada Lobi-lobi Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

2. Indonesia-Israel sekedar hubungan politik

Indonesia-Israel Mau Berkongsi, Apa Untungnya?Prajurit Israel dan bendera Pejuang Hezbollah di Perbatasan Israel-Lebanon. twitter.com/EnAlwsl

Menurut Tauhid, tujuan diplomatik yang dilakukan Indonesia dan Israel adalah lebih pada hubungan politik saja. Hanya saja, dirinya menilai masih banyak yang belum bisa menerima langkah Indonesia tersebut.

"Kita kan (masyarakat, red) belum bisa terima dengan Palestina. Itu juga harus dijaga. Kalau menurut saya kalau Palestina dibereskan baru bicara Israel. Jadi kalau Palestina belum selesai masyarakat belum bisa menerima," ungkap dia.

3. Kemenlu sebut tidak ada lobi-lobi buka kongsi dengan Israel

Indonesia-Israel Mau Berkongsi, Apa Untungnya?Ilustrasi pemukiman warga Israel di teritori Palestina (www.middleeastmonitor.com)

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri membantah ada pembicaraan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pernyataan itu untuk merespons laporan media Israel, The Times of Israel yang terbit pada 11 Desember 2020 lalu.

Di dalam laporan itu, media tersebut menyebut Arab Saudi turut berperan sehingga Maroko bersedia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Kini negara yang mayoritas berpenduduk Yahudi itu tengah membidik untuk membuka hubungan lebih erat dengan Oman dan Indonesia.

"Kemlu tidak pernah berhubungan dengan Israel," ungkap juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah melalui pesan pendek kepada IDN Times.

Baca Juga: Jubir Kemlu: Calling Visa untuk Israel Bukan Buka Hubungan Diplomatik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya