Ini Alasan Pemerintah Pilih CAS dan Changi Kembangkan Bandara Komodo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Konsorsium PT Cardig Aero Services Tbk, Changi Airport International PTE LTD, dan Changi Airports Mena PTE LTD berhasil memenangkan lelang proyek pengembangan Bandara Komodo, di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Mereka berhasil mengalahkan tiga konsorsium lainnya yang telah melakukan pengajuan dokumen penawaran.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ada beberapa alasan pihaknya memilih CAS dan Changi sebagai pemenang lelang.
"Jadi sebenarnya (faktor) uang iya, tapi kompetensi konektivitas internasional itu penting," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12).
1. Kerja sama dengan Singapura diharapkan dapat meningkatkan potensi kunjungan wisman
Di sisi lain, Menhub Budi menyebut kerja sama dengan investor asal Singapura dapat mendorong peningkatan kunjungan wisman dari Singapura dan negara lainnya. Potensi itu dinilai bakal berdampak positif bagi pariwisata Labuan Bajo.
"Secara tidak langsung penumpang atau turis yang ada di sana akan terus ke Labuan Bajo itu yang nilainya lebih besar dibandingkan uangnya. Uangnya penting, tapi internasional kompetensi dan konektvitas lebih penting," tegas Budi.
Baca Juga: Bandara Komodo Ditargetkan Tampung 4 Juta Penumpang di 2030
2. Nilai investasi pengembangan Bandara Komodo
Editor’s picks
Menhub Budi menjelaskan, nilai investasi dari pengembangan Bandara Komodo adalah sebesar Rp1,2 triliun dengan belanja operasional sebesar Rp5,7 triliun selama 25 tahun atau selama masa konsesi.
Kemenhub bakal menjadi penanggung jawab dari Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), melalui salah satu Special Mission Vehicle yaitu PT PII.
"Rp1,2 triliun investasi paling lama 5 tahun. Belanja operasional Rp5,7 triliun," tuturnya.
3. Ruang Lingkup yang dikerjasamakan dari Proyek KPBU Bandar Udara Komodo
Adapun ruang lingkupnya adalah merancang, membangun dan membiayai pembangunan seperti membangunan fasilitas sisi udara yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landasan pacu, penambahan apron, stopway dan RESA. Selain itu, ada pembangunan fasilitas sisi darat yang meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional, kantor dan gedung, serta fasilitas pendukung lainnya.
Pemenang proyek ini juga harus memelihara seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo selama masa kerja sama; dan menyerahkan seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo kepada PJPK pada saat masa kerja sama berakhir.
"Pengembangan Bandara Labuan Bajo dilakukan dalam rangka menyukseskan dan menunjang Kawasan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kawasan destinasi pariwisata superprioritas," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Baca Juga: Pengelola Bidik Leonardo Dicaprio Jadi Duta Pariwisata Labuan Bajo