Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi Fosil

Yuk pakai bahan bakar dari EBT

Jakarta, IDN Times - Indonesia masih cukup besar bergantung pada energi fosil saat ini. Upaya dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) terus dilakukan guna memenuhi kebutuhan energi nasional.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan ada lima kebijakan yang bisa ditempuh untuk mengembangkan EBT di Tanah Air.

Pertama, kata dia, Indonesia perlu mempercepat penggunaan energi terbarukan untuk bahan bakar, yakni campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar alias B-30, B-50 dan B-100.

"Pada Oktober 2019 ini, uji coba penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan Bahan Bakar Nabati (BBN) atau B30 ditargetkan selesai," ujar Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM itu dalam keterangannya, Selasa (22/10).

1. Penggunaan B30 dimulai awal 2020

Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi FosilIDN Times

Djoko mengatakan penggunaan B30 rencananya bakal dimulai pada awal 2020. Setelah penerapan B30 berhasil, lanjut dia, Indonesia harus segera mengembangkan B50 dan B100. Alumnus sarjana Teknik Perminyakan dan Program Doktral pada Teknik Perminyakan ITB itu menambahkan, B30 tak hanya untuk transporasi mobil, namun juga akan diuji coba untuk kereta api dan kapal.

Kebijakan penggunaan B30, kata dia, dipicu oleh tingginya impor solar. Padahal, Indonesia adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia. "Ketersediaan bahan baku kelapa sawit Indonesia sangat melimpah," ungkap Djoko.

Baca Juga: Wapres JK Ingatkan Potensi Energi Terbarukan

2. Memperbanyak PLTP

Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi FosilIDN Times/EBTKE

Langkah kedua, menurut Djoko, ketergantungan terhadap energi fosil dapat diatasi dengan memperbanyak pembangkit listrik panas bumi geothermal (PLTP). Berdasarkan data pada Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, tercatat sumber daya panas bumi yang termanfaatkan telah mencapai 1.948,5 MW yang terdiri dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

3. Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi FosilIDN Times/Abdurrahman

Ketiga, menurut Djoko, Indonesia harus terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi 978 MW tenaga angin. Salah satu PLTB Indonesia saat ini adalah PLTB Sidrap di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dengan memiliki 30 Wind Turbin Generator (WTG) atau kincir angin, PLTB Sidrap akan menghasilkan listrik sebesar 75 Mega Watt (MW) dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel.

4. Pembangunan pembangkit listrik micro hydro

Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi FosilIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Solusi keempat untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi, papar Djoko, adalah membangun pembangkit listrik tenaga air termasuk micro hydro (PLTMH). Indonesia memiliki potensi listrik tenaga air mencapai 75.000 MW. Namun, dari potensi yang melimpah itu, Indonesia baru memanfaatkan 7 persennya.

5. Mewajibkan penggunaan panel surya

Ini Lima Jurus Kurangi Ketergantungan terhadap Energi FosilIDN Times/Hana Adi Perdana

Terakhir, kata dia, ketergantungan pada energi fosil bisa diatasi dengan mewajibkan semua gedung dan rumah menggunakan solar cell. Menurut Djoko, penggunaan EBT juga merupakan komitmen Indonesia kepada dunia untuk menjaga lingkungan hidup. Dengan penggunaan EBT, kata dia, dunia bisa tetap bersih dan sehat.

"Penggunaan EBT juga merupakan solusi untuk mencegah terjadinya pemanasan global," tuturnya.

Baca Juga: Survei Koaksi: Banyak Millennial Belum  Tahu Energi Terbarukan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya