Keuangan Babak Belur, Utang BUMN Bengkak Jadi Rp1.682 Triliun

Pandemik COVID-19 ikut mempengaruhi

Jakarta, IDN Times - Utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membengkak hingga mencapai Rp1.620 triliun per September 2020. Hal itu disebabkan oleh masifnya pembangunan infrastruktur yang mereka lakukan di tengah kondisi keuangan mereka yang tengah babak belur. 

"Dampak COVID-19 memang secara signifikan pengaruhi seluruh perusahaan tak terkecuali BUMN. Pertumbuhan utang BUMN selama 5 tahun terakhir karena memang kita sangat diharapkan membangun infrastruktur dasar seperti tol, bandara, pelabuhan, membuat secara posisi utang BUMN meningkat," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam BRI Group Economic Forum 2021, Kamis (28/1/2021).

Baca Juga: Saham BUMN Kalahkan LQ45, Erick Thohir: Alhamdulillah

1. Pendapatan BUMN juga terdampak COVID-19

Keuangan Babak Belur, Utang BUMN Bengkak Jadi Rp1.682 TriliunLogo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Di sisi lain, pandemik COVID-19 berimbas pada pendapatan di berbagai sektor BUMN. Sektor energi, kata dia, paling terdampak signifikan, di mana konsumsi BBM dan listrik selama 9 bulan bulan mengalami penurunan permintaan.

Permintaan pembangunan infrastruktur juga menurun pada sektor pendukung seperti hotel maupun bandara. "Oleh karena itu, kita susun strategi cepat, respons jaga keberlangsungan dan inovasi karena COVID," ucap pria yang akrab disapa Tiko itu.

2. BUMN juga bantu pemulihan ekonomi nasional

Keuangan Babak Belur, Utang BUMN Bengkak Jadi Rp1.682 TriliunIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Tiko menambahkan, peningkatan utang BUMN tidak hanya terjadi di 2020 saja. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, kenaikan utang 2020 relatif lebih tinggi. Pada 2017 misalnya, utang BUMN sebesar Rp942,9 triliun dan meningkat pada 2018 menjadi Rp 1.251,7 triliun. Begitu pula di 2019, utang kembali meningkat menjadi Rp1.393 triliun.

"COVID-19 memang secara signifikan memengaruhi seluruh perusahaan tak kecuali BUMN, pertumbuhan utang BUMN selama 5 tahun terakhir," ujarnya.

Baca Juga: Berhasil Rayu Sri Mulyani Bayar Utang ke BUMN, Erick Thohir Dipuji DPR

3. ULN Indonesia nyaris Rp6 ribu triliun

Keuangan Babak Belur, Utang BUMN Bengkak Jadi Rp1.682 TriliunIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Diberitakan sebelumnya, Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2020 tercatat sebesar 416,6 miliar dolar AS atau nyaris Rp6 triliun. Utang itu terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 206,5 miliar dolar AS, dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 210,1 miliar dolar AS.

Naiknya ULN Indonesia disebabkan peningkatan penarikan neto ULN Pemerintah. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah.

Baca Juga: Naik 3,9 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Nyaris Rp6 Ribu Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya