Kilas Balik Babak Belurnya Ekonomi RI di Tahun Pertama Jokowi-Ma'ruf

Ekonomi Indonesia bakal resesi setelah "dijangkiti" COVID-19

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tepat hari ini, 20 Oktober 2020, menjalani setahun periodenya sebagai orang nomor satu dan nomor dua di Republik Indonesia. Di awal menjabat, 

Pada periode pertamanya, realisasi pertumbuhan ekonomi jauh dari angan. Sebab, sepanjang 2015-2019 hingga masa jabatannya berakhir di Oktober 2019, pertumbuhan ekonomi hanya stabil berada di kisaran 5 persen.

Di akhir tahun, Jokowi sempat optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal Januari 2020 akan meningkat hingga 5,04-5,05 persen. Sayangnya, pil pahit harus ditelan Jokowi-Ma'ruf dalam tahun perdananya di pemerintahan jilid II ini. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia babak belur dihantam COVID-19.

Seperti apa perjalannya? Berikut IDN Times sajikan rangkumannya.

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2019

Kilas Balik Babak Belurnya Ekonomi RI di Tahun Pertama Jokowi-Ma'rufIlustrasi pertumbuhan ekonomi turun. (IDN Times/Arief Rahmat)

Mari kita lihat perkembangan pertumbuhan ekonomi Jokowi-Ma'ruf sejak mereka dilantik, yakni pada 20 Oktober 2019. Itu artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah memasuki kuartal ke IV 2019.

Jelang penutupan tahun 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV hanya sebesar 4,97 persen. Angka ini lebih rendah dibanding kuartal III 2019 yang sebesar 5,02 persen.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 tercatat sebesar 5,02 persen. Capaian ini jauh lebih rendah dari outlook semula sebesar 5,2 persen dan asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang 5,3 persen.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sampai Akhir Tahun Diprediksi Minus

2. Kuartal I 2020 (periode Januari-Maret)

Kilas Balik Babak Belurnya Ekonomi RI di Tahun Pertama Jokowi-Ma'rufIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Membuka lembaran baru di 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia nyatanya tidak membaik. pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I 2020 sebesar 2,97 persen. Angka ini turun signifikan dibandingkan kuartal IV 2019 yang sebesar 4,97 persen.

Mandeknya pertumbuhan ekonomi Indonesia lantaran wabah virus corona atau COVID-19 membuat ekonomi global mengalami pelemahan, termasuk Indonesia. Pemerintah pun sudah memprediksi adanya pelemahan ekonomi tersebut.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ini merupakan yang terendah sejak 2001. "Tetapi ini tidak bisa dibandingkan seperti itu karena situasi yang dihadapi berbeda, diliputi ketidakpastian," ujarnya dalam video conference, Selasa (5/5/2020).

Dikutip IDN Times dari data BPS, pada 2001, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 3,32 persen. Rinciannya, triwulan I sebesar 4,80 persen, triwulan II sebesar 3,79 persen, triwulan III sebesar 3,15 persen dan triwulan IV sebesar 1,60 persen.

3. Kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok signifikan dan mendekat ke resesi

Kilas Balik Babak Belurnya Ekonomi RI di Tahun Pertama Jokowi-Ma'rufIlustrasi resesi ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pandemik COVID-19 benar-benar membuat ekonomi dalam negeri babak belur. Pada kuartal II 2020 atau periode April-Juni, pertumbuhan Indonesia minus 5,32 persen.

Pada saat itu, pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Imbasnya, banyak sektor usaha yang terdampak dan terpaksa merumahkan karyawannya hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dampak tersebut berimbas pada daya beli masyarakat. Mereka yang kehilangan penghasilan hingga mengalami ketidakpastian, mendorong terjadinya pelemahan konsumsi masyarakat. Mereka yang ada di golongan menengah atas pun ikut menahan uangnya lantaran ketidakpastian dari COVID-19.

Dengan realisasi tersebut, maka Indonesia menapakkan satu kakinya di jurang resesi. Resesi adalah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut atau selama 6 bulan.

 

4. Indonesia terjerembab di jurang resesi

Kilas Balik Babak Belurnya Ekonomi RI di Tahun Pertama Jokowi-Ma'rufIlustrasi resesi ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 memang belum diumumkan. Namun, baik dari kalangan profesional hingga pemerintah sudah meyakini bahwa Indonesia bakal mengalami resesi ekonomi.

Kabar baiknya, pertumbuhan ekonomi di kuartal III mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya. Tapi tetap saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui ekonomi Indonesia bakal kembali negatif di kuartal III 2020. Bahkan, kontraksi ekonomi dalam negeri diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Jika ramalan Sri Mulyani benar artinya Indonesia bakal resesi.

"Artinya negative teritory terjadi di kuartal III dan masih akan berlangsung di kuartal IV yang kita upayakan (pertumbuhan ekonominya) mendekati 0 persen atau positif," ujarnya dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Selasa (22/9/2020).

Namun demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 bakal bangkit. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri mencapai 4,5-5,5 persen atau forecast 5 persen.

"Semua forecast ini tergantung bagaimana perkembangan kasus COVID-19," ucap dia.

Baca Juga: Menengok Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, Siapa yang Terparah?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya