Lagi-lagi Tak Capai Target, Penerimaan Pajak 2019 Masih Bolong Rp245 T
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada 2019 sebesar Rp1.332,1 triliun (84,4 persen dari target). Angka ini masih bersifat sementara lantaran belum masuk dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Realisasi tersebut juga jauh dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp1.577,6 triliun. Dengan demikian penerimaan pajak Indonesia mengalami shortfall -selisih antara realisasi dan target- sebesar Rp245,5 triliun. Berikut rincian penerimaan perpajakan Indonesia.
Dalam prognosis semester I/2019, pemerintah memproyeksi penerimaan pajak bisa mencapai 91 persen dari target atau dengan shortfall Rp140 triliun.
1. Capaian PPh Non Migas, PPN dan PPnBM
Adapun rincian realisasi penerimaan PPh Non Migas adalah sebesar Rp711,2 triliun atau meleset dari target yang sebesar Rp828,3 triliun. Sedangkan penerimaan dari PPN dan PPnBM tercatat sebesar Rp532,9 triliun atau di bawah target dari APBN sebesar Rp655,4 triliun.
"Ekonomi kita terpengaruh terhadap penerimaan perpajakan kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantornya, Selasa (7/1).
Baca Juga: 11 Cuitan Kocak Admin Ditjen Pajak RI, Bikin Semangat Bayar Pajak!
2. Penerimaan PBB dan pajak lainnya naik tipis, namun PPh Migas tidak mencapai target
Sementara itu penerimaan perpajakan dari PBB dan pajak lainnya melebihi target. Realisasinya sebesar Rp28,9 triliun atau 104 persen dari target yang sebesar Rp27,7 triliun.
Sedangkan penerimaan dari PPh Migas, realisasinya tercatat sebesar Rp59,1 triliun atau 89,3 persen dari target dalam APBN sebesar Rp66,2 triliun.
3. Ada empat pemicu penerimaan pajak loyo sepanjang 2019
Editor’s picks
Ada empat pemicu yang membuat penerimaan pajak menjadi loyo. Pertama dipicu oleh kontraksi pada PPh Migas, kedua adanya perlambatan pajak non migas, ketiga pertumbuhan PPN yang mengalami perlambatan dan yang terakhir dipicu oleh loyonya sektor manufaktur, perdagangan, dan pajak lainnya.
Sektor manufaktur terus terkontraksi hingga ke level 3,1 persen. Itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh sebesar 12,1 persen.
Sementara sektor perdagangan yang berkontribusi lebih dari 20 persen terhadap total penerimaan juga hanya tumbuh 2,2 persen. Padahal November 2018 mampu tumbuh di atas 23 persen.
4. Enam tahun terakhir penerimaan pajak tak pernah mencapai target
Data yang dihimpun IDN Times, selama enam tahun, sejak tahun 2014 hingga 2019, penerimaan pajak tidak pernah mencapai target.
- Tahun 2014, penerimaan pajak tercatat Rp981,9 triliun atau 91,5 persen dari target Rp1.072 triliun.
- Tahun 2015, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp1.055 triliun atau 81,5 persen dari tartet Rp1.294,2 triliun.
- Tahun 2016, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 1.105 triliun atau 81,54 persen dari target penerimaan pajak di APBN Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.355 triliun.
- Pada tahun 2017, penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.339,8 triliun atau 91 persen dari target di APBN Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar Rp 1.450,9 triliun.
- Dan, penerimaan pajak tahun 2018 tercatat Rp1.315,9 triliun, atau hanya 92 persen dari target APBN 2018 sebesar Rp1.424 triliun
- Tahun 2019, realisasi penerimaan pajak Rp1.332,1 triliun atau 84,4 persen dari target Rp1577,6 triliun.
Baca Juga: Penerimaan Pajak Loyo, 4 Sektor Ini Jadi Biang Kerok