Mampu Lalui Krisis, Bank Malah Tak Berdaya Lawan Jahatnya Virus Corona

Krisis ekonomi hingga trade war mampu diatasi perbankan

Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona (COVID-19) benar-benar jahat. Semua sektor ekonomi dibuat tak berdaya melawan mereka, salah satunya bank.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Ototritas Jasa Keuangan (OJK), Anung Herlianto. Ia menjelaskan bahwa perbankan juga ikut terkenda dampak dari COVID-19. Hal itu tercermin dari menurunnya pertumbuhan perbankan sepanjang periode pandemik tersebut.

Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi perbankan saat krisis ekonomi terjadi. Berdasarkan catatan OJK, kinerja perbankan dalam beberapa tahun ke belakang seperti saat krisis maupun trade war, mampu mencatatkan pertumbuhan.

"Krisis 2008 terus tumbuh, tapi di awal 2020 karena COVID-19 yang baru teridentikasi dan triggernya bukan keuangan dan moneter seperti yang sudah dipelajari bank dari 1998 dan 2008, semuanya melandai," katanya dalam diskusi di Bogor, Sabtu (1/5/2021).

 

Baca Juga: Di Tengah Pandemik, Penyaluran Kredit Bank Mandiri Tumbuh 9,10 Persen

1. Kredit perbankan ikut terimbas

Mampu Lalui Krisis, Bank Malah Tak Berdaya Lawan Jahatnya Virus CoronaIlustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Melemahnya pertumbuhan perbankan, ikut berdampak pada kredit perbankan. Permintaan kredit penurunan yang kurang baik akibat melemahnya kegiatan ekonomi di masa pandemik.

"Termasuk sektor rill menyebabkan permintaan kredit bermasalah dan turun. Jadi ini penurunan kredit terendah minus 2 persen pada 2020 dan masih berlanjut," tuturnya.

 

Baca Juga: Kegiatan UMKM Menurun di Kuartal IV-2020, Pelaku UMKM Tetap Optimistis

2. UMKM ikut tumbang

Mampu Lalui Krisis, Bank Malah Tak Berdaya Lawan Jahatnya Virus CoronaIlustrasi UMKM (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Bahkan, sektor UMKM yang begitu dikenal cukup kuat disaat kondisi krisis, harus tumbang di periode awal pandemik COVID-19. Kondisi yang dialami oleh para UMKM itu juga berpengaruh terhadap permintaan kredit perbankan.

"Itu kita semua ketika dikunci di rumah. UMKM yang selama krisis itu menjadi backbone pertumbuhan, mereka sulit mati ketika krisis, tapi di krisis ini UMKM itu KO di ronde awal ketika kita semua dikurung di dalam kamar, lockwown, PSBB dan istilah sebagainya itu," paparnya.

3. OJK optimistis kredit perbankan bisa tumbuh 7,5 persen

Mampu Lalui Krisis, Bank Malah Tak Berdaya Lawan Jahatnya Virus CoronaGedung Otoritas Jasa Keuangan Indonesia atau OJK di Jakarta (IDN Times/Aldila Muharma)

Diberitakan sebelumnya, Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan OJK Wimboh Santoso optimistis pertumbuhan kredit perbankan bisa naik 7,5 persen secara tahunan (yoy). Target tersebut diharapkan bisa tercapai agar bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan tumbuh di kisaran 4,5 hingga 5,3 persen.

"Kami terus pantau individual bank untuk penyaluran kreditnya. Akan kami monitor agar kredit growth 7,5% ini bisa tercapai di 2021," imbuh dia.

Baca Juga: Bos OJK Heran Banyak ASN Ajukan Restrukturisasi Kredit Saat Pandemik

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya