Mantan Menkeu Sebut Risiko Krisis Utang di RI Relatif Kecil

Rasio utang pemerintah ke PDB dinilai masih aman

Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Chatib Basri menyebut risiko krisis utang di Indonesia masih relatif kecil. Penyebabnya, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih cukup aman, yakni mencapai 38,3 persen per Agustus 2022.

"Even in the worst case scenario dengan rasio utang 40 persen dari PDB, ini masih relatif aman dengan kondisi seperti ini. Bunga cicilan kita sekitar 15 persen dari budget, di kita seharusnya kekhawatiran rasio utang tidak signifikan," kata Chatib dalam Mandiri Sekuritas Market Outlook seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Krisis Global, Jokowi: Tahun Ini Krisis, Tahun Depan Dunia Gelap

1. Sejumlah negara berkembang justru berpotensi mengalami krisis utang

Mantan Menkeu Sebut Risiko Krisis Utang di RI Relatif KecilIlustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Menteri Keuangan 2013-2014 ini, sejumlah negara berkembang, terutama di Afrika, berpotensi tinggi mengalami krisis utang akibat kenaikan defisit anggaran yang dipicu pandemik COVID-19.

Baru-baru ini, sejumlah bank sentral di berbagai negara menaikan suku bunga acuan. Kondisi itu membuat negara-negara tersebut harus membayar utang yang relatif tinggi dibandingkan sebelumnya.

Chatib justru menilai Indonesia justru diuntungkan sebagai negara dengan risiko krisis utang yang lebih kecil.

"Dengan risiko krisis utang itu, orang mesti mencari relokasi termasuk ke kita. Itu sebabnya performance pasar modal kita lumayan," ucap dia.

Baca Juga: 28 Negara Mau Utang ke IMF, Airlangga: Lebih Parah dari Krisis 98

2. Indonesia punya pasar modal terbaik

Mantan Menkeu Sebut Risiko Krisis Utang di RI Relatif Kecililustrasi Bursa Efek Indonesia (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut pasar modal Indonesia menjadi bursa terbaik kelima di dunia.

Dia memaparkan, pada 2022 jumlah bursa di dunia yang mencatatkan kinerja positif tidak sampai 10, salah satunya Indonesia. Hal ini lantaran sepanjang tahun berjalan IHSG telah tumbuh sekitar 6 persen.

"Nilai rata-rata transaksi harian di bursa kita tumbuh kira-kira 14,5 persen dari sekitar Rp13 triliun. Tahun ini kita mencapai Rp15,2 triliun," ujarnya.

3. Indonesia tetap perlu waspada dengan kondisi global

Mantan Menkeu Sebut Risiko Krisis Utang di RI Relatif KecilIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menuturkan, dunia bertubi-tubi dihampiri oleh berbagai permasalahan, mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, hingga goyangnya perekonomian Inggris.

Bahlil menuturkan, perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu menyebabkan ketidakpastian perekonomian di Indonesia.

"Kita lihat perang dagang antara Amerika dan China dampaknya kepada ketidakstabilan ekonomi kita," kata Bahlil.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya