Menuju Akhir Pekan, IHSG dan Rupiah Gak Kompak!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ke zona merah menuju akhir pekan, Jumat (4/12/2020). Sementara nilai tukar rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,25 persen pada level Rp14.105 per dolar AS
IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 12,4 poin (0,21 persen) ke level 5.810,48.
Sebanyak 265 saham merah dan 190 saham berada di zona hijau. Sedangkan 162 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 13,05 triliun dengan volume 19,8 miliar saham.
1. Sejumlah saham di Asia dan Amerika Serikat bergerak beragam
Sejumlah saham di Asia bergerak bervariasi. Nikkei 225 misalnya, merosot 0,23 persen pada awal perdagangan. Kemudian Kospi Korea Selatan, di sisi lain, menambahkan 0,67 persen.
Sementara itu, bursa saham AS ditutup bercampur meskipun data klaim pengangguran dilaporkan menurun pada level 712.000 di bawah ekspektasi analis di level 775.000. Namun investor merasa jumlah pengangguran yang tidak lagi menurun di level 6,8 persen pada bulan November 2020 disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat di AS.
2. Pelemahan yang dialami IHSG berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah
Editor’s picks
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat, ditutup menguat 35 poin atau 0,25 persen pada level Rp14.105 per dolar AS, setelah sebelumnya ditutup pada level Rp14.140 per dolar AS.
3. Penyebab melemahnya dolar AS
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan dolar yang melemah hari ini dipengaruhi oleh pesimisme konsumen terhadap vaksin Pfizer yang ternyata hanya bisa diproduksi 50 juta dosis, turun dari target sebelumnya yaitu 100 juta dosis.
Di sisi lain, kesepakatan paket stimulus senilai 908 miliar dolar AS mendapatkan momentum di Kongres AS pada hari Kamis.
"Demokrat dan Republik memiliki waktu hingga 11 Desember untuk mencapai konsensus tentang label harga paket dan mencegah penutupan pemerintah," kata Ibrahim dalam keterangannya.
Baca Juga: Ingin Mulai Investasi? Kenali Dulu 11 Istilah Seputar Saham Ini