Meski Kemarau Panjang, Buwas: Tak Perlu Impor Beras

Stok dan produksinya masih aman

Jakarta, IDN Times - Indonesia tengah memasuki musim kemarau. Sawah-sawah mengering dan petani gagal panen. Wacana impor beras pun muncul. Namun Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, memastikan stok beras masih aman.

"Aman, kita juga udah bahas tadi, untuk hadapi situasi cuaca ini aman, tidak perlu impor, sudah 2,6 juta stok, kita nyerap terus," ujarnya usai melakukan rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/9).

1. Musim kemarau dan asap tak pengaruhi stok pangan

Meski Kemarau Panjang, Buwas: Tak Perlu Impor BerasANTARA FOTO/Siswowidodo

Buwas menegaskan bahwa stok pangan saat ini tidak terganggu dengan kondisi alam yang terjadi. Bahkan stok beras saat ini melebihi target serapan Bulog sebesar 1,5 juta ton.

"Sampai sekarang kan jalan terus (produksi), karena nggak ada hubungannya dengan asap. Kita udah siap, jatah saya itu sesuai UU sampai 1,5 juta ton stok, tapi hari ini 2,6 juta ton sangat lebih dong, itu cara saya untuk supaya buffer stok aman," ungkapnya.

Baca Juga: Musim Kemarau, Menteri Pertanian Jamin Stok Beras Aman

2. Produksi bagus

Meski Kemarau Panjang, Buwas: Tak Perlu Impor BerasANTARA FOTO

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dia mengatakan, stok beras saat ini sekitar 2,5 juta ton. Angka itu, bakal bertambah setelah pemerintah menyewa gudang untuk penyimpanan beras.

"Ya kalau bisa (stok beras) sampai 3 juta tidak apa. Produksi kita bagus karena infrastruktur, seperti arahan Bapak Presiden itu baik. Kalau pun kering, produksi tetap baik, aman," tuturnya.

Lebih lanjut, Amran mengungkapkan saat ini produksi beras mencapai 5 juta ton per bulan. Maka hingga akhir tahun, produksinya bisa mencapai 15 juta ton.

"Katakanlah, ini rata-rata 1 juta, kali lima saja yang rendah, itu 5 juta ton per bulan, kali tiga bulan, ya 15 juta," tambah dia.

3. Kebutuhan beras per bulan

Meski Kemarau Panjang, Buwas: Tak Perlu Impor BerasIDN Times / Aan Pranata

Untuk kebutuhan berasnya, tambah Amran, rata-rata per bulan mencapai 2,5 juta ton. Itu artinya, hingga akhir tahun nanti kebutuhannya mencapai 10 juta ton.

"Jadi masih surplus," tegasnya.

Amran optimistis musim kemarau yang tengah melanda Indonesia saat ini tidak akan mempengaruhi produksi beras lantaran pemerintah sudah membangun infrastruktur pendukungnya.

"Tidak mengganggu karena infrastruktur sudah membangun empat tahun. Jadi ketahanan pangan kita kuat," ujar dia.

Baca Juga: Harga Bawang Putih Melonjak, Buwas: Ada Menteri yang Gak Setuju Impor 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya