Mungkinkah Layanan COD Dihapuskan? Ini Kata Pengusaha

Kurir kerap jadi sasaran konsumen gegara sistem COD

Jakarta, IDN Times - Seorang ibu-ibu viral di media sosial akibat memaki seorang kurir ekspedisi yang mengantarkan barang pesanannya ke rumah. Dia menganggap barang yang dibeli tidak sesuai, sehingga mengeluarkan kata-kata kasar.

Ibu tersebut diketahui membeli barang tersebut menggunakan layanan Cash on Delivery atau COD. Usai viral, banyak netizen yang menyuarakan agar layanan COD dihapuskan saja. Mungkinkah?

Baca Juga: Viral Ibu-Ibu Ngamuk ke Kurir, Yuk Pahami Apa Itu COD dan Mekanismenya

1. Layanan COD masih banyak diminati

Mungkinkah Layanan COD Dihapuskan? Ini Kata PengusahaIDN Times/Reza Iqbal

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo), Mohammad Feriadi, mengatakan layanan COD merupakan alternatif pembayaran yang disediakan e-commerce maupun platform lainnya dalam penjualan daring mereka.

Menurut dia, saat ini masih sulit menghilangkan layanan COD dalam transaksi perdagangan daring di e-commerce.

"Layanan COD atau yang lain itu pilihan, jadi pembeli yang memilih, layanan COD masih diminati karena berbagai alasan, di antaranya adalah banyak diminati," kata Feriadi kepada IDN Times, Selasa (18/5/2021).

2. Layanan COD merupakan pilihan konsumen dan harus dimengerti

Mungkinkah Layanan COD Dihapuskan? Ini Kata PengusahaIlustrasi Transaksi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Feri menyampaikan konsumen berhak memilih cara pembayaran apa yang diambil dalam membeli barang secara daring. Bila mereka memilih layanan COD, pembeli diminta untuk memahami syarat dan ketentuannya.

"COD itu layanan Cash On Delivery atau bahasa sederhananya ada uang ada barang. Layanan ini banyak diminati karena banyak masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit atau rekening bank, makanya mereka mempersiapkan uang tunai," jelasnya.

3. Layanan COD masih jadi alternatif masyarakat

Mungkinkah Layanan COD Dihapuskan? Ini Kata PengusahaJasa kurir dan pengiriman barang di Tulungagung berkembang saat pandemik, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Salah seorang konsumen, Nisa (20), mengakui layanan COD merupakan alternatif yang baik dalam sistem pembayaran di e-commerce. Menurutnya, tidak semua konsumen memiliki rekening untuk bertransaksi secara digital.

"Kan ada juga yang anak SMA, SMP, atau ibu-ibu yang malas buat bayar pakai bank. Pengen bayar langsung, jadi memudahkan," katanya.

Senada, Jonathan (22), juga mengatakan sistem pembayaran COD merupakan pilihan tepat bagi mereka yang tidak memiliki akses pembayaran melalui bank. Meski bisa membayar lewat beberapa merchant, Jo menilai tidak semuanya bisa dijangkau oleh konsumen.

"Bisa jadi mereka juga terlalu sibuk. Tapi, yang paling penting konsumen harus paham dulu sih soal sistem COD ini, biar enggak jadi masalah pas barang datang," ucapnya.

Feriadi pun menegaskan layanan COD merupakan keputusan konsumen. Bila terjadi protes di kemudian hari kepada kurir, pria yang juga Presiden Direktur PT Jalur Nugraha Ekakuri (JNE) ini akan terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Jadi, pemilihan jenis pembayaran adalah keputusan pembeli, apabila kemudian ditemukan barang tidak sesuai tentu ini menjadi tanggung jawab penjual bukan kurir," imbuhnya.

Baca Juga: Transaksi COD Naik 68 Persen Saat Pandemik COVID-19, Jabar Tertinggi

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya