Pengakuan Irfan Setiaputra: Garuda Tak Ahli 'Impor' Wisman 

Tapi ahli bawa orang Indonesia ke luar negeri

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui bahwa pihaknya sangat ahli dalam membawa orang Indonesia ke luar negeri untuk berbagai tujuan. Hanya saja, Irfan juga mengakui bahwa perseroan tidak ahli 'mengimpor orang luar negeri ke Indonesia, khususnya untuk berlibur.

"Dan ini setelah diskusi mendalam, ditemukan bahwa tahun lalu masyarakat Indonesia menghabiskan US 80 miliar ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Sementara data ke dalam negerinya tidak terlalu banyak, karena kita tidak banyak fokus mendatangkan beberapa wisatawan ke Denpasar, padahal spending capability-nya cukup rendah," ujarnya dalam Jakarta Chief Marketing Club (CMO), Rabu 8 Juli 2020 malam.

1. Garuda bakal fokus boyong wisatawan mancanegara ke Indonesia

Pengakuan Irfan Setiaputra: Garuda Tak Ahli 'Impor' Wisman Sejumlah wisatawan tengah menikmati Pantai Kuta, Badung. (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Irfan mengungkapkan, pihaknya bersama Kementerian Pariwisata sedang memikirkan strategi untuk mendorong wisman ke Indonesia. Para wisman juga akan didorong meningkatkan spendingnya.

Irfan mencontohkan, turis Tiongkok yang kerap berlibur ke Indonesia, justru tidak banyak menghabiskan uangnya di dalam negeri.

"Mereka belanja yang paling besar adalah kasur. Jadi mereka belanja kasur kalau di Bali. Karena mungkin warga negara China lagi di Bali dapat diskon gede kalau beli kasur, kasurnya ada di perusahaan di China untuk dideliver ke rumah di China, transaksinya di Bali. Dan dibayar dengan mata uang atau e-wallet kayak semacam Wechat," jelas Irfan.

"Artinya apa? Kita nggak dapat apa-apa walaupun mereka masuk ke Indonesia. Nah ini yang lagi dipikirkan dengan Kemenparekraf bagaimana Garuda lebih fokus mendatangkan wisatawan daripada membawa orang Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Naik Garuda Indonesia saat New Normal, Semua Serasa di Business Class

2. Persoalan terbesar industri penerbangan adalah bagaimana mampu bertahan hidup

Pengakuan Irfan Setiaputra: Garuda Tak Ahli 'Impor' Wisman (Ilustrasi pesawat) IDN Times/Arief Rahmat

Namun demikian, saat ini Garuda sedang fokus untuk melakukan upaya bertahan hidup sampai masa pemulihan. Pasalnya, alat-alat produksi milik Garuda yang kebanyakan merupakan sewa, harus tetap dibayarkan.

"Seperti yang juga diketahui bapak-ibu, majority alat produksi kita adalah pesawat. Sekarang pesawat kita itu sebagian besar leasing, dan kalau pun tidak terbang leasing-nya harus tetap dibayar. Sehingga itu kita punya bottom line, kita punya casflow dan sebagainya," ungkap Irfan.

3. Penumpang pesawat masih wait and see

Pengakuan Irfan Setiaputra: Garuda Tak Ahli 'Impor' Wisman Penumpang pesawat menggunakan jas hujan saat tiba di terminal kedatangan Bandara Internasional Minangkabau, Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (6/4/2020) ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Irfan menambahkan, pemerintah saat ini telah melakukan upaya pemulihan dengan mengizinkan kegiatan usaha beroperasi kembali. Langkah tersebut tentu harus diikuti dengan protokol kesehatan yang berlaku.

Menurut Irfan, upaya tersebut perlahan belum membuahkan hasil yang maksimal. Sebab, penumpang pesawat dinilai masih melihat dan menunggu situasi yang ada saat ini.

"Karena masih mayoritas penumpang kita posisinya masih wait and see. Jadi internal riset kita mengatakan bahwa sekitar 60-70 persen penumpang yang biasanya terbang dengan Garuda posisinya adalah wait and see, mencoba melihat perkembangan yang ada ke depan, terbang itu masih ada atau tidak. Sehingga akhirnya kami saat ini mengkampanyekan terbang bersama Garuda adalah aman dan nyaman," jelas Irfan.

Baca Juga: Bos Garuda: Gak Usah Kaget Kalau Ada Maskapai di Indonesia Bangkrut

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya