Sulit Andalkan Bioskop, Industri Film Disarankan Ubah Model Bisnis

Agar kembali menggairahkan industri film di tengah pandemik

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat banyak sektor terdampak, salah satunya industri perfilman. Sektor tersebut sempat mengalami kelesuan akibat layanan bioskop sempat terhenti.

Di sisi lain, daya beli masyarakat yang masih rendah, diiringi dengan kekhawatiran akan wabah tersebut, membuat industri film tak kunjung bergairah.

Pengamat film yang juga Anggota Komite Film Dewan Kesenian Jakarta, Hikmat Darmawan mengatakan bahwa industri film Indonesia perlu mengubah model bisnisnya. Hal itu dilakukan agar mereka tidak terus bergantung pada bioskop.

Hikmat mengungkapkan bahwa sumber penghasilan terbesar pelaku industri film masih berasal dari penjualan tiket di bioskop. Namun, pandemik membuat penjualan tiket juga melemah karena adanya pembatasan.

"Mau tidak mau bukan sekadar bertahan atau berharap tapi harus mengubah paradigma maupun model bisnisnya. Paradigmanya adalah tidak bisa lagi mengandalkan bioskop, kemudian dilemanya lantas apa yang okupansi setara dengan arus pendapatan dari pembelian karcis. Yang tersedia sebagai platform utama di pandemi adalah OTT (layanan over the top)," kata Hikmat seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga: Bioskop di Tengah Pandemik, Tertinggal atau Ditinggalkan?

1. Industri film Indonesia harus menulis ulang model bisnisnya

Sulit Andalkan Bioskop, Industri Film Disarankan Ubah Model BisnisPixabay.com/Mediamodifier

Meski penjualan tiket sedang lesu, monetisasi layanan streaming digital juga tidak sebesar dibandingkan penjualan tiket bioskop. Untuk itu, dia menyarankan agar pembuat film mengkonsep ulang model bisnisnya.

"Tidak lagi mengandalkan pada big budget box office movie. Apalagi untuk kasus Indonesia. Kalau Hollywood masih punya infrastruktur untuk memproduksi film big budget box office movie walaupun ekspetasi penonton jatuh. Mereka punya infrastruktur yang kokoh untuk memproduksi film seperti itu," tutur dia.

2. Potensi produksi film berbiaya rendah dan film animasi

Sulit Andalkan Bioskop, Industri Film Disarankan Ubah Model BisnisPexels.com/Donald Tong

Baca Juga: Biaya Produksi Tinggi, 5 Film Hollywood Ini Malah Gak Balik Modal

Hikmat menjelaskan bahwa saat ini memproduksi film dengan biaya yang rendah bisa menjadi pilihan bagi para kreator film. Namun dia tidak memungkiri bila hal tersebut akan berdampak dari segi estetika dan hasil filmnya.

"Menurut saya singkatnya model pembuatan film berbiaya kecil yang ceritanya non fantasi tapi lebih dekat dengan pengalaman manusia sehari-hari, drama, itu mungkin akan lebih rasional dan akan lebih banyak dimuat," katanya.

Dia menambahkan bahwa saat ini produksi film animasi bisa menjadi peluang baru bagi produsen film untuk mengoptimalkan pembuatan film di tengah pandemik COVID-19.

"Kedua mungkin adalah kalau ada pebisnis yang jeli matanya adalah apa yang tidak membutuhkan produksi terlalu banyak, yaitu animasi," imbuh dia. Selain itu, restorasi dari film lama juga bisa menjadi pilihan bagi para produsen film.

3. Bioskop diizinkan beroperasi selama PPKM Mikro

Sulit Andalkan Bioskop, Industri Film Disarankan Ubah Model BisnisIlustrasi. Bioskop Empire XXI di Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, mulai beroperasi pada Senin (26/10/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merilis aturan baru terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat skala desa/kelurahan atau dikenal sebagai PPKM Mikro. Pengaturan dilakukan pada ruang lingkup sektor pariwisata.

Dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta nomor 123 tahun 2021 tentang PPKM Berbasis Mikro pada Sektor Usaha Pariwisata, beberapa sektor usaha yang bergerak di bidang pariwisa dilakukan penyesuaian, salah satunya bioskop.

Dalam beleid tersebut tertulis bahwa kapasitas bioskop diisi maksimal 50 persen. Selain itu, pemutaran film terakhir di bioskop pada pukul 19.30 WIB. Pada aturan ini, bisokop mendapat kelonggaran dibanding pada aturan sebelumnya yang hanya diizinkan terisi 25 persen dari total kapasitas.

Baca Juga: Susul Jakarta, Bioskop di Bekasi Diizinkan Beroperasi Kembali

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya