Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020 Dinilai Tidak Realistis

Pemerintah harus kerja extra untuk mengejar target tersebut

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar 5,3 persen. Target itu juga telah tertuang dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Center of Macroeconomics and Finance INDEF, Abdul Manap Pulungan, mengatakan target tersebut sudah tidak realistis di 2020. 

"Kondisi global tertekan karena performa Tiongkok turun dan menyebarnya korona. Saat ini Tiongkok kontribusi ekspor 16 persen, kita tidak bisa serap ekspor kita, artinya kontribusi perdagangan tidak bisa dimaksimalkan," ujarnya di sebuah kawasan Jakarta, Kamis (6/2). 

1. Sektor industri pengolahan masih melemah

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020 Dinilai Tidak RealistisPabrik pembuatan minuman legendaris Limun Oriental di Pekalongan. IDN Times/Dhana Kencana

Abdul mengungkapkan, sektor industri, khususnya industri pengolahan saat ini tengah melemah. Pelemahan di sektor industri, dinilai akan sulit untuk menopang peningkatan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, sektor industri juga perlu menyerap tenaga kerja yang banyak agar bisa mendorong konsumsi. 

"Saat ini industri pengolahan melemah, penerimaan pajak akan turun yang artinya shortfall meningkat dan utang bisa meningkat," tutur dia.

2. Omnibus law selesai, investor belum tentu akan langsung tertarik

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020 Dinilai Tidak RealistisInfografik omnibus law (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menambahkan, kebijakan omnibus law yang salah satu tujuannya untuk mempermudah investasi, diyakini tidak akan membuat investor langsung tertarik. Alasannya, regulasi di dalam negeri yang kerap berubah-ubah. Selain Itu, proses investasi di daerah juga dianggap masih lambat. 

"Walaupun omnibus ingin sederhanakan proses investasi di daerah belum optimal," ucap dia. 

Faktor lainnya, lambatnya penurunan suku bunga kredit membuat pengusaha mengambil kredit dari luar negeri. Lamanya transmisi suku bunga ini membuat kredit melambat dan pengusaha banyak yang ambil kredit dari luar negeri, bunga lebih murah dan termasuk hedging sehingga logis korporasi ambil dari luar," tanbah Abdul. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi di Papua Selalu Minus, Ini Penyebabnya

3. Pertumbuhan ekonomi sulit naik bila sektor industri tidak bisa tumbuh di atas 5 persen

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020 Dinilai Tidak RealistisIlustrasi pertumbuhan ekonomi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Sementara itu, Center of Industry, Trade and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho mengatakan hal senada. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 bakal sulit tercapai sebesar 5,3 persen apabila sektor industri pertumbuhannya masih di atas 5 persen. 

Pada 2019, sektor industri pengolahan hanya tumbuh 3,8 persen, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,27 persen. Sehingga, kontribusi industri di struktur ekonomi Indonesia turun jadi 19,7 persen, dari tahun sebelumnya 19,86 persen.

"Bisa (pertumbuhan ekonomi) 5,3 persen kalau industri tumbuh di atas 5,5 persen. Tanpa ada pertumbuhan industri di atas itu, sulit raih PE 5,3 persen. Di sektor perdagangan dan pertanian juga perlu ada peningkatan pertumbuhan," imbuh dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: 5 Tahun Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7 Persen Hanya Mimpi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya