Virus Corona Bikin Penjualan Ritel Terjungkal

Penjualan merosot hingga 80 persen

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Fernando Repi tak mengelak bila bisnis ritel terdampak cukup signifikan akibat virus corona (COVID-19). Apalagi, sektor ini begitu mengandalkan penjualan secara offline. 

"Akibat dampak COVID-19, industri ritel sedang berusaha mengubah pola bisnisnya. Tidak ada yang pernah tahu kita semua mengalami pandemik," ujarnya dalam MarkPlus Industry Roundtable melalui video conference karena, Selasa (28/4). 

1. Penjualan di sejumlah sektor ritel terdampak cukup signifikan

Virus Corona Bikin Penjualan Ritel TerjungkalIDN Times/Indiana Malia

Baca Juga: Defisit Stok Bahan Pokok, Jokowi: PSBB Jangan Ganggu Jalur Logistik 

Repi mengungkapkan, penjualan toko ritel pakaian, speciality store turun mencapai 80 persen. Penjualan groceries juga anjlok mencapai 45 persen di triwulan I-2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini akibat pusat perbelanjaan banyak tutup. Seperti Matahari, Ramayana," katanya.

Bahkan, dari 45 ribu stock keeping unit (SKU), hanya 20 persen yang memberikan kontribusi penjualan. "Produk bahan makanan, minuman, bahan pokok sampai produk kesehatan ini paling banyak dibeli masyarakat," tutur Repi.

2. Kunjungan ke toko turun, penjualan online tak memberi kontribusi signifikan

Virus Corona Bikin Penjualan Ritel TerjungkalIDN Times/Indiana Malia

Repi menambahkan, kunjungan ke toko mengalami penurunan hingga 50 persen. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ikut mempengaruhi penurunan ini. 

Aprindo mencatat penjualan online yang dilakukan pelaku usaha ritel pada triwulan I-2020, naik 15 persen. Namun kontribusinya terhadap total penjualan hanya sebesar 8 persen.

"Akibat dari ini ritel nasional dan daerah melakukan efisiensi diantaranya pengurangan gaji dan mengurangi karyawan. Ini yang terjadi di kondisi ritel April 2020," tegas dia.

3. Anies rapat dengan pengusaha, bahas potensi penghentian PSBB

Virus Corona Bikin Penjualan Ritel TerjungkalGubernur Anies Baswedan bersama Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy dan Pangdam Jaya Eko Margiyono (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan rapat virtual dengan 129 pengusaha multinasional dan asosiasi bisnis. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat pertanyaan dari salah satu peserta apakah ada peluang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta kembali diperpanjang.

Menjawab pertanyaan tersebut, Anies mengatakan bahwa angka kasus positif virus corona atau COVID-19 di Jakarta merupakan cerminan kebijakan Pemprov DKI Jakarta dua minggu sebelumnya. Sehingga angka penambahan kasus positif di Jakarta saat ini cenderung menurun.

Anies mengatakan, saat ini data yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta menunjukkan bahwa penambahan kasus positif baru terus memuncak. Ia mengatakan bila dalam dua pekan ke depan sudah tak lagi memuncak dan terus menurun, ada kemungkinan PSBB dihentikan.

"Ketika nanti pasien dalam pengawasan (PDP) terus menurun, tingkat kematian juga turun, kita akan menuju kembali ke normal. Kita berharap hal ini segera terjadi," ungkap Anies.

Baca Juga: Rapat dengan Pengusaha, Anies Buka Peluang Tak Perpanjang PSBB

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya