Virus Corona Menghantui Kinerja Perdagangan Indonesia di Awal Tahun

Defisit Januari 2020 capai Rp12,04 triliun

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar US$864 juta atau sebesar Rp12,04 triliun (kurs Rp14 ribu). Angka ini didapat dari defisit sektor migas sebesar US$1,18 miliar dan surplus sektor migas sebesar US$320 juta.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan, wabah virus corona (COVID-19) telah mengganggu kinerja neraca dagang Indonesia.

Pasalnya, permintaan ekspor Indonesia ke Tiongkok, khususnya Wuhan mengalami penurunan. Kota yang menjadi pusat merebaknya virus corona ini merupakan basis dari industri manufaktur besar yang ada di Negeri Tirai Bambu. 

"Ini terlihat dari penurunan tajam ekspor komoditas pertanian anjlok 20,2 persen dibandingkan bulan Desember. Logikanya Desember ada natal tahun baru, dimana proses pengiriman logistik terhambat libur panjang. Januari justru turun drastis," kata Bhima kepada IDN Times, Rabu (19/2). 

"Ini karena komoditas kita kan dikirim sebagai bahan baku industri di Tiongkok, salah satunya ke pabrik-pabrik di Wuhan," tambah dia.

1. Dampak virus corona ke neraca perdagangan Februari 2020 perlu diwaspadai

Virus Corona Menghantui Kinerja Perdagangan Indonesia di Awal TahunANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Baca Juga: Peneliti UGM: Dampak Ekonomi Virus Corona Baru Lebih Besar dari SARS

Bhima justru mengingatkan pemerintah soal dampak virus corona pada kinerja neraca perdagangan Februari 2020. Sebab, di bulan tersebut sudah diberlakukan larangan-larangan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja neraca dagang, khususnya ekpor. "Supply chain-nya terganggu sekali," ucap dia. 

Pria jebolan University of Bradford ini berharap wabah virus corona tidak berlangsung lama. Pasalnya, pada 2003 kejadian serupa pernah berlangsung cukup lama. 

"Kalau lihat SARS tahun 2003, dampaknya kerasa sampai 9 bulan. Semoga ini tidak lama-lama," tutur dia.

2. Jika berlangsung lama, pertumbuhan ekonomi 2020 bisa anjlok ke 4 persen

Virus Corona Menghantui Kinerja Perdagangan Indonesia di Awal Tahun(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Bhima khawatir bila wabah virus corona terus berlangsung lama, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mengalami penurunan. Pada 2019 saja, kinerja pertumbuhan ekonomi dalam negeri hanya mampu mencapai 5,02 persen.

Bila terus terganggu, maka pemerintah bakal kehilangan momentum untuk memperbaiki capaian tersebut di 2020. 

"Yang riskan itu kan momen lebaran kebutuhan impor naik tinggi, sementara ekspor nya lemah. Jadi total nett ekspor akan turun, berisiko memperlambat ekonomi. Estimasi INDEF tahun 2020 ekonomi tumbuh 4,8 persen itu belum ada virus Corona. Kalau ditambah faktor Corona, ekonomi diperkirakan akan turun hingga 4,3 persen," imbuh dia. 

3. Nilai ekspor RI di Januari turun 7,16 persen

Virus Corona Menghantui Kinerja Perdagangan Indonesia di Awal TahunIlustrasi ekpor impor. IDN Times/Feny Maulia Agustin

Sebagai informasi, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia Januari 2020 tercatat sebesar US$13,41 miliar atau menurun 7,16 persen dibanding ekspor Desember 2019. 

Ekspor non migas Januari 2020 tercatat sebesar US$12,61 miliar atau turun 5,33 persen dibanding Desember 2019. Penurunan yang cukup dalam terjadi pada ekspor migas yang turun 28,73 persen Dari sebelumnya US$1,13 miliar menjadi US$805,9 juta.

Baca Juga: Gegara Virus Corona, Ekonomi RI Diprediksi Turun hingga 0,3 Persen

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya