Wah, Moda Transportasi di Jabodetabek Mulai Terintegrasi

Naik transportasi umum makin mudah

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik kerja sama sistem integrasi pembayaran antarmoda transportasi di Jabodetabek. Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari peresmian penataan stasiun terpadu di empat lokasi di DKI Jakarta yang dilakukan bulan lalu.

Kerja sama itu dilakukan lewat penandatanganan perjanjian pemegang saham perusahaan patungan yang akan mengelola sistem integrasi pembayaran antarmoda transportasi di Jabodetabek. Perusahaan patungan ini diberi nama PT JakLingko.

Pemegang saham PT JakLingko yakni PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), PT MRT Jakarta, dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). 

“Transportasi massal di Indonesia akan menuju era baru, dengan pelayanan yang lebih terpadu. Melalui inovasi-inovasi yang dilakukan, diharapkan semakin mempermudah masyarakat untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari menggunakan transportasi massal seperti KRL, MRT, LRT, BRT, dan ke depan bisa terintegrasi juga dengan angkutan lainnya seperti taksi, ojek online, dan Angkutan Sewa Khusus, ” ujarnya di Jakarta, Kamis (15/7/2020).

1. Integrasi dilakukan guna mendorong masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi umum

Wah, Moda Transportasi di Jabodetabek Mulai TerintegrasiIlustrasi bus Transjakarta (IDN Times/Arief Rahmat)

Menhub Budi mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi, Jabodetabek harus memiliki transportasi massal yang terintegrasi untuk mendorong masyarakat lebih banyak menggunakan angkutan umum.

Hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan yang menimbulkan dampak kerugian baik dari aspek materil (Rp. 65 Triliun setiap tahunnya akibat kemacetan di Jabodetabek) maupun dari aspek lingkungan seperti polusi udara dan sebagainya.

“Apa yang dilaksanakan di Jabodetabek ini bisa menjadi contoh di kota-kota lain di Indonesia yang memiliki karakteristik yang sama, sehingga pelayanan transportasi massal akan semakin meningkat dan mendorong masyarakat untuk menggunakannya dalam rangka mengurangi tingkat kemacetan di kota-kota besar sebagaimana harapan dari Bapak Presiden dan tentunya harapan masyarakat,” jelas dia.

Saat ini di Indonesia telah mengoperasikan stasiun terpadu seperti Stasiun KA Bandara Kuala Namu Medan, Stasiun KA BIM, stasiun LRT Sumsel di Bandara SMB ll, Stasiun KA Bandara Soeta, dan terakhir stasiun KA Adi Soemarmo Solo. Ke depan stasiun integrasi 2 semacam ini akan semakin diperbanyak dan ditingkatkan, termasuk menjajaki impelementasi sistem integrasi pembayaran.

Baca Juga: Stasiun Terpadu Diresmikan, Erick Thohir: Transportasi Terintegrasi

2. Kementerian BUMN apresiasi integrasi pembayaran transportasi antarmoda di Jabodetabek

Wah, Moda Transportasi di Jabodetabek Mulai TerintegrasiGedung BUMN. (IDN Times/Indiana Malia)

Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo mengapresiasi semua pihak yang ikut terlibat dalam kerja sama ini. Menurutnya, integrasi sistem pembayaran tersebut hanya dapat terwujud dengan sinergi dan kolaborasi yang optimal, baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemda DKI, BUMN maupun BUMD.

"Platform pertama kolaborasi adalah perjanjian pemegang saham yang dilakukan di Kementerian BUMN antara PT KAI dan PT MRT Jakarta yang membentuk PT MITJ pada Januari lalu. Semangat kolaborasi ini semakin berkembang dengan bergabungnya PT Transjakarta dan PT Jakarta Propertindo dalam integrasi ini”, kata Kartiko.

3. Anies Baswedan optimis Indonesia punya transportasi yang mampu bersaing

Wah, Moda Transportasi di Jabodetabek Mulai TerintegrasiMRT Jakarta menjadi salah satu transportasi massal favorit masyarakat. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimis akan terwujudnya transportasi umum yang tidak kalah dari kota besar lain di dunia. Melalui integrasi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat menikmati transportasi umum yang nyaman dan andal.

“Tidak lama lagi integrasi tarif dan tiket akan tuntas di bulan Juni tahun depan, kurang dari setahun lagi sehingga seluruh warga DKI Jakarta dan warga Jabodetabek akan dapat menikmati layanan transportasi yang nyaman, andal seperti di kota maju lainnya, tapi tetap efisien dan terjangkau oleh seluruh kalangan, termasuk diantaranya pelajar, guru, buruh, warga senior, dan veteran,” ujar Anies

“Kerjasama ini juga memungkinkan dilakukannya Analisa Mahadata (big data analytics) yang komprehensif untuk seluruh pergerakan 2,5 juta warga pengguna angkutan public Jabodetabek yang akan dijadikan dasar pengembangan regenerasi kota Jakarta (urban regeneration) yang menjadi inti pergerakannya.” tambahnya.

Hadir dalam acara penandatanganan perjanjian tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, dan Dirut KAI Didiek Hartantyo. Dirut MRT Jakarta William P. Sabandar, Dirut TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Dirut Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryoto, Dirut MITJ Tuhiyat.

Baca Juga: Erick Thohir: Stasiun Terpadu Bukti Indonesia Bukan Bangsa Wacana

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya