Apa yang Terjadi dengan Bawang Bombai? Harganya Melonjak Tajam

Sudah Rp150 ribu per kilogram

Jakarta, IDN Times - Harga bawang bombai di pasar induk Kramat Jati kini tembus Rp115 ribu per kilo. Salah satu pedagang yang diwawancarai IDN Times mengatakan tingginya harga terjadi karena sulitnya mendapatkan stok. 

"(Bawang) Bombai gak masuk lagi. Biasanya selalu ada. Sudah 3 minggu gak masuk," kata pedagang di pasar induk Kramat Jati, Sitorus, Kamis (12/3).

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Harga Bawang Bombai di Semarang Rp25 Ribu per Buah

1. Izin impor dan koordinasi

Apa yang Terjadi dengan Bawang Bombai? Harganya Melonjak TajamKetua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, penyebab harga bawang bombai masih mahal adalah karena masalah koordinasi dan administrasi untuk impor. 

Sebelum mengalami kenaikan drastis, harga bawang bombai hanya Rp60 ribu per kilogram. Lebih rendah 100 persen dibanding harga saat ini. "Bombai impor dari India. Ini masalah izin dan administrasi yang agak telat," kata Rosan. 

2. Masalah koordinasi dan administrasi jangan sampai membuat rakyat rugi

Apa yang Terjadi dengan Bawang Bombai? Harganya Melonjak TajamIDN Times/Anggun Puspitoningrum

Rosan juga mengkritik masalah administrasi dan perizinan ini tidak seharusnya membuat rakyat menjadi korban. Ia berharap kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian dapat duduk bersama menyelesaikan masalah impor bawang bombai ini. 

"Masalah koordinasi administrasi jangan sampai menimbulkan kerugian atau beban di masyarakat. Ini masalah sama aja, kembali lagi ke suplai dan demand," katanya. 

3. Tidak perlu dibesarkan karena harga sangat sensitif

Apa yang Terjadi dengan Bawang Bombai? Harganya Melonjak TajamIDN Times/Ita Malau

Senada dengan Rosan, Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengkritik koordinasi dan administrasi di level pemerintah pusat. "Kami minta dari sisi pemerintah administrasi dan koordinasi harus di simplify," katanya. 

Arief juga masalah bawang bombai tidak perlu dibesarkan karena justru akan menimbulkan kenaikan harga. "Bawang bombai bukan komoditi pokok. Bukan berarti bawang bombai gak dimonitor. Jadi jangan terlalu dibesarkan sehingga akhirnya harganya meningkat," ujar Arief. 

Baca Juga: Warga Panic Buying Hadapi Virus Corona, Harga Bawang Putih Melonjak

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya