Bahlil: Banyak Investor Kabur dari Indonesia karena Harus Tawaf

Perlu keliling ke semua kementerian dan lembaga

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia membahas soal kesulitan berinvestasi di Indonesia. Dia menyebut pengusaha harus melakukan "tawaf", berkeliling berbagai kementerian dan lembaga terlebih dahulu untuk mendapatkan izin berusaha. 

"Harus mendapatkan notifikasi dari seluruh kementerian dan lembaga di Indonesia. Tawafnya belum tahu kapan berakhir dan orangnya ganti terus. Syukur-syukur kalau ada kepastian," kata Bahlil dalam acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1).

1. Pengusaha cuma butuh 3 hal agar bisa investasi di Indonesia

Bahlil: Banyak Investor Kabur dari Indonesia karena Harus TawafIlustrasi investasi. IDN Times/Mia Amalia

Padahal, menurut Bahlil, pengusaha hanya membutuhkan tiga hal untuk berinvestasi di Indonesia yakni kepastian, kemudahan dan efisiensi. 

"Ketika tiga ini ada, profit akan berjalan. Tapi ketika kepastian tidak ada, harapan semu. Ketika waktu berjalan terus, cost berjalan dan merusak suasana kebatinan," kata dia. 

Baca Juga: Jika 2 Bulan Lagi Corona Tetap Menyebar, Investasi dari Tiongkok Drop

2. Lalu apa langkah BKPM?

Bahlil: Banyak Investor Kabur dari Indonesia karena Harus TawafIDN Times/Indiana Malia

Salah satu langkah mempermudah investasi adalah dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) No 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha. Aturan tersebut memberikan kewenangan kepada BKPM untuk mengurus perizinan dan insentif investasi. 

"Dan BKPM mendapat delegasi untuk membuat Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Kenapa itu dilakukan agar pengusaha tidak lagi tawaf. Jadi BKPM yang mengawali, BKPM yang mengakhiri," kata Bahlil.  

3. Banyak investasi kabur ke Vietnam

Bahlil: Banyak Investor Kabur dari Indonesia karena Harus Tawafilustrasi investasi. IDN Times/Arief Rahmat

Bahlil menyinggung masalah perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Presiden Joko Widodo mengeluhkan kenapa Indonesia tidak bisa memanfaatkan perang dagang tersebut. Alih-alih memanfaatkan, investasi yang bisa masuk ke Indonesia malah kabur ke Vietnam. 

"Yang paling banyak untung adalah Vietnam. Setelah itu saya cek, apa yang terjadi. Kalau di Vietnam untuk investasi tinggal datang ke BKPM-nya Vietnam, persoalan tanah dan izin clear. Dia memulai dan mengakhiri. Kalau di BKPM Indonesia, dia yang memulai tidak tahu kapan diakhiri," ujarnya.  

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Kepala BKPM: Tidak Mudah Capai Investasi di Tahun Cebong-Kampret 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya