Bahlil: Kalau Semua Orang Berpikir Mau Jadi Karyawan, Musibah bagi RI

Bahlil bilang anak muda harus ciptakan lapangan kerja

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi / Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengimbau masyarakat Indonesia, khususnya generasi millennial dan generasi Z tidak boleh hanya berpikir untuk mendapat pekerjaan dengan menjadi karyawan. Karena jika semua masyarakat berpikir menjadi karyawan maka akan menjadi musibah bagi Indonesia.

"Kalau hari ini kita semua berpikir jadi karyawan, maka siap-siapa akan jadi musibah ini bangsa," kata Bahlil dalam acara webinar HUT ke-7 IDN Times bertema "Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung", Selasa (15/6/2021).

Baca Juga: Bahlil: Kewenangan Pemegang Cap Izin Investasi Hampir Sama Bupati

1. Indonesia bakal dapat bonus demografi di 2035

Bahlil: Kalau Semua Orang Berpikir Mau Jadi Karyawan, Musibah bagi RIIlustrasi bekerja (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Jika hanya berpikir menjadi karyawan, Bahlil menyebut pola pikir itu akan menyia-nyiakan bonus demografi di 2035 di mana 60 persen penduduk Indonesia berada dalam masa produktif. Untuk itu ia mengatakan anak muda perlu menciptakan lapangan kerja, tidak hanya menjadi karyawan saja.

"Jangan jadi generasi yang hanya mendapat pekerjaan tapi harus ada generasi yang siap menciptakan lapangan pekerjaan karena itu dibutuhkan kreativitas dan kerja keras. Saya yakin negara kita ke depan akan jauh lebih baik," paparnya.

2. Bahlil contohkan dirinya sendiri

Bahlil: Kalau Semua Orang Berpikir Mau Jadi Karyawan, Musibah bagi RIKepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Bahlil mencontohkan dirinya bisa sukses meski hanya bersekolah di kampung. Eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini lahir dari keluarga kurang mampu yang membuatnya harus berpikir panjang, agar bisa membantu kedua orang tuanya, ia bahkan sempat berjualan kue. Waktu mengenyam pendidikan di bangku SMP, ia sempat menjadi kondektur.

Sementara saat SMA, ia menjadi sopir angkot. Meski begitu ia tetap berprestasi dan pernah menjadi ketua OSIS saat berada di SMA. Dengan usaha dan kerja keras, anak kedua dari delapan bersaudara itu berhasil masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua.

"Kalau orang dari Timur (seperti saya) masih bisa berpikir baik, gimana teman-teman kita di (Pulau) Jawa. Dan saya yakin Jawa dan provinsi lain akan sama di mata negara," katanya.

Baca Juga: 3 Cara Bahlil Angkat Investor Lokal Jadi 'Anak Kandung' di Indonesia

3. Pentingnya kolaborasi investor dengan pengusaha lokal

Bahlil: Kalau Semua Orang Berpikir Mau Jadi Karyawan, Musibah bagi RIIlustrasi UMKM: Perajin ulos di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Demi mewujudkan terciptanya lapangan kerja di Indonesia, Bahlil mengatakan kementeriannya mewajibkan investor asing yang masuk ke Indonesia untuk berkolaborasi dengan UMKM dan pengusaha menengah serta lokal. Ia melarang investor yang masuk ke Indonesia bekerja sama dengan pengusaha dari Jakarta.

"Dari perusahaan manapun datang ke pulau Butin tapi partnernya membawa dari (pengusaha) Jakarta. Itu nanti judulnya 'lo lagi, lo lagi'. Kita hak mau seperti itu. Harus yang merasakan manfaatnya itu adalah orang-orang daerah yang memenuhi syarat," paparnya.

Selain itu Bahlil mengatakan perlunya pengusaha daerah mempersiapkan diri secara profesional agar dapat bekerja sama dengan investor asing yang masuk ke Indonesia. Menurutnya, tidak sedikit pengusaha daerah yang belum profesional dan butuh dukungan.

Baca Juga: Menteri Investasi Bahlil Ngaku Pemerintah Belum Berpihak ke UMKM 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya