Bank Dunia Usul Dukungan Keuangan untuk Solusi Energi Berkelanjutan

Fokus pada negara berpendapatan rendah dan menengah

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia (World Bank), melalui Program Bantuan Manajemen Sektor Energi alias Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP), mengusulkan dukungan keuangan dan teknis yang komprehensif kepada negara berpendapatan rendah dan menengah untuk memangkas kemiskinan dan memacu pertumbuhan melalui solusi-solusi energi yang berkelanjutan.

“ESMAP akan mengembangkan Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) dengan pendekatan unik, terintegrasi, dan bisa direplikasi untuk melancarkan stimulus ekonomi hijau melalui investasi publik yang ditargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam skala besar”, kata anggota Technical Advisory Group (TAG) ESMAP yang Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (1/4/2022).

Baca Juga: Peliknya Mendorong Energi Terbarukan agar Jadi Energi Masa Depan

1. Puji peran swasta dalam energi terbarukan

Bank Dunia Usul Dukungan Keuangan untuk Solusi Energi BerkelanjutanKepala Desa Kadirejo, Riyadi melakukan pengecekan kabel panel surya yang digunakan untuk memasok listrik jaringan internet nirkabel SuryaNett di atap kantor balai desa, 3 November 2020. Listrik dari tenaga surya ini digunakan untuk mendukung jaringan internet yang kerap terkendala ketika terjadi pemadaman arus listrik. Pembagunan SuryaNett menjadi bagian kebutuhan internet masyarakat desa secara agar berdikari baik secara ekonomi maupun literasi. IDN Times/Dhana Kencana

Sehubungan dengan penugasannya di World Bank, Fabby Tumiwa mengapresiasi makin banyaknya pihak swasta nasional yang masuk ke penetrasi industri energi terbarukan. Salah satunya seperti yang dilakukan Utomo SolaRUV yang menyediakan jasa solusi PLTS Atap nasional. Utomo SolaRUV sendiri baru saja menandatangani komitmen kerjasama jangka panjang sebesar 300 MW dengan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co., Ltd.

“Kerja sama pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi.” ujar Fabby.

2. PLTS atap tidak cuma untuk level industri tapi juga rumah tangga

Bank Dunia Usul Dukungan Keuangan untuk Solusi Energi BerkelanjutanIlustrasi PLTS. IDN Times/Istimewa

Selain level industri, transisi energi melalui PLTS atap juga perlu didorong penggunaannya pada level rumah tangga. Salah satu produk Utomo SolaRUV turut berkontribusi pada proyek EBT perusahaan nasional seperti Medco Energi di pulau Sumbawa, yakni Sungrow SG250HX dan Sungrow COM100A.

“Perusahaan akan terus berkomitmen mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya, baik di rooftop bangunan, lokasi perairan atau floating PV, atau pun juga pemanfaatan lokasi bekas lahan tambang,” kata Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo.

Baca Juga: 2 BUMN Bangun PLTS di Jalan Tol Bali Mandara

3. Presidensi G20 dorong aksi nyata perubahan iklim

Bank Dunia Usul Dukungan Keuangan untuk Solusi Energi BerkelanjutanMenteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam The First G20 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting (FMCBG). (dok. Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia)

Fabby mengatakan Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata perubahan iklim. Salah satu yang didorong adalah kontribusi sektor bisnis. Sektor ini dituntut mendukung pemenuhan masing-masing negara mencapai komitmen net zero emission yang telah ditentukan.

Indonesia berkomitmen menjalankan akselarasi transisi energi dengan 3 prinsip, yakni energy security, accesibility, dan affordability agar transisi energi harus berjalan adil dan terjangkau untuk semua pihak.

"Transisi energi yang membutuhkan biaya besar tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi global untuk mencapai tujuan tersebut," ucap Fabby.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya