Bhutan Pakai Kebahagiaan Nasional Bruto untuk Ukur Perekonomian

Gak kalah penting dari Produk Nasional Bruto

Jakarta, IDN Times - Kebanyakan negara menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) dalam mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara. Namun PNB dianggap tidak terlalu penting bagi negara di Asia Selatan bernama Bhutan.

Ya, Bhutan lebih mengutamakan Kebahagiaan Nasional Bruto atau Gross National Happiness (GNH) dibanding PNB mereka.

Hal itu pernah dinyatakan pada 1970 oleh Raja Bhutan dan kembali ditegaskan pada 1987 merespon lambatnya perekonomian negara yang terhimpit antara India dan Republik Rakyat Tiongkok itu.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Bhutan, Negara yang Sangat Mengagungkan Alat Kelamin Pria

1. Apa itu Kebahagiaan Nasional Bruto atau GNH?

Bhutan Pakai Kebahagiaan Nasional Bruto untuk Ukur Perekonomianenchantingtravels.com

Kebahagiaan nasional bruto adalah ukuran kemajuan ekonomi dan moral yang diperkenalkan raja negara Himalaya Bhutan pada 1970-an sebagai alternatif dari produk domestik bruto. Alih-alih berfokus hanya pada ukuran ekonomi kuantitatif, kebahagiaan nasional bruto memperhitungkan campuran faktor kualitas hidup yang terus berkembang.

Dilansir dari Investopedia, Raja Bhutan kala itu, Jigme Singye Wangchuck mengatakan kepada Financial Times dalam sebuah wawancara pada 1972 bahwa kebahagiaan merupakan hal yang penting.

"Kebahagiaan Nasional Bruto lebih penting daripada produk nasional bruto," katanya.

Bahkan hukum pertama Kerajaan Bhutan, yang ditulis pada saat penyatuan pada 1729, menyatakan bahwa "jika pemerintah tidak dapat menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya, tidak ada tujuan bagi pemerintah".

2. Indikator-indikator Kebahagiaan Nasional Bruto

Bhutan Pakai Kebahagiaan Nasional Bruto untuk Ukur Perekonomianunsplash.com/Quan Nguyen

Pada 1998, pemerintah Bhutan mendirikan Pusat Kajian Bhutan dan Kebahagiaan Nasional Bruto untuk melakukan penelitian tentang topik tersebut. Tugas institusi tersebut adalah mengembangkan indeks Kebahagiaan Nasional Bruto dan indikator yang dapat dibuat oleh pemerintah ke dalam keputusan kebijakan publiknya.

GNH Center di Bumthang mengembangkan apa yang disebut dengan empat pilar GNH, yakni: tata kelola yang baik, pembangunan berkelanjutan, pelestarian dan promosi budaya, dan pelestarian lingkungan. Konstitusi 2008 menyatakan bahwa pembuat undang-undang harus mempertimbangkan masing-masing saat mempertimbangkan undang-undang baru.

Pilar-pilar ini memberikan fondasi untuk kebahagiaan, yang terwujud dalam sembilan domain GNH: kesejahteraan psikologis, standar hidup, pemerintahan yang baik, kesehatan, vitalitas komunitas, keragaman budaya, penggunaan waktu, dan ketahanan ekologis.

Baca Juga: Bank Indonesia: Perekonomian Domestik dan Global Membaik

3. Tingkat Kebahagiaan Nasional Bruto di Bhutan

Bhutan Pakai Kebahagiaan Nasional Bruto untuk Ukur Perekonomianinstagram.com/queenjetsunpema

Dilansir dari Times of India, Bhutan berfokus pada kebahagiaan warganya dan pelajar mereka menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan dasar dan perawatan kesehatan tetap gratis di seluruh negeri meskipun Bhutan hanya memiliki ekonomi dua miliar dolar AS.

Bhutan dengan hati-hati mengalokasikan uang untuk hal-hal yang akan menciptakan masyarakat yang berkelanjutan. Melalui Indeks GNH, orang-orang dipisahkan menjadi empat kategori: Tidak bahagia, hampir bahagia, bahagia, dan sangat bahagia.

4. Tapi Bhutan tidak termasuk negara paling bahagia di dunia

Bhutan Pakai Kebahagiaan Nasional Bruto untuk Ukur Perekonomianunsplash.com/Tapio Haaja

Meski begitu, ada fakta miris dari Bhutan. Bhutan tidak termasuk 20 besar negara paling bahagia di dunia versi Laporan Kebahagiaan Dunia oleh Sustainable Development Solutions Network.

Karena survei tersebut tetap menggunakan faktor produk bruto atau tepatnya Produk Domestik Bruto (PDB) dalam pengukurannya. Dilansir dari Forbes, selain PDB, faktor lain yang menjadi pertimbangan Laporan Kebahagiaan Dunia adalah: harapan hidup, kemurahan hati, dukungan sosial, kebebasan dan pendapatan korupsi.

20 besar negara paling bahagia yakni: Finlandia, Denmark, Swiss, Islandia, Norwegia, Belanda, Swedia, Selandia Baru, Austria, Luxemburg, Kanada, Australia, Inggri Raya, Israel, Jerman, Amerika Serikat, Ceko dan Belgia.

Baca Juga: 5 Alasan Bhutan Dicintai Hingga Jadi Destinasi Favorit Para Traveller 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya