Bio Farma Siap Distribusikan 4 Juta Dosis Vaksin pada Februari 2021

Pendistribusian vaksin dapat dipantau real time

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengungkapkan pihaknya siap mendistribusikan 4 juta dosis vaksin COVID-19 pada Februari 2021. Vaksin tersebut saat ini sedang dalam tahap quality control.

Nantinya, setelah kualitas selesai diuji, vaksin COVID-19 akan dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan persetujuan agar dapat didistribusikan.

"Diperkirakan sampai dengan bulan Februari 2021 mendatang, akan siap sebanyak 4 juta dosis vaksin,” kata Honesti dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga: Bio Farma: Belum Ada Keputusan Final Pembelian Vaksin Pfizer

1. Distribusi vaksin dapat dipantau real time

Bio Farma Siap Distribusikan 4 Juta Dosis Vaksin pada Februari 2021Presiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Honesti mengatakan Bio Farma akan bekerja sama dengan Kimia Farma dan Indofarma dalam pendistribusian vaksin COVID-19. Dengan begitu, pendistribusian vaksin akan optimal karena memiliki 48 cabang di seluruh Indonesia.

Selain itu, pendistribusian vaksin virus corona ini akan dioptimalkan dalam sisi teknologi.

"Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end, mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). Dan proses pendistribusian Ini, dapat dimonitor real time di Command Center Holding
BUMN Farmasi," kata Honesti.

2. Bio Farma terima 15 juta dosis bulk vaksin dari Sinovac

Bio Farma Siap Distribusikan 4 Juta Dosis Vaksin pada Februari 2021Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Pada Selasa (12/1/2021), Bio Farma telah menerima 15 juta dosis bulk vaksin COVID-19 dari Sinovac. Bio Farma akan meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut di fasilitas fill and finish yang berada di Bio Farma untuk menjadi produk siap pakai.

Bahan baku vaksin COVID-19 tersebut sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021.

"Hasil dari proses produksi bahan baku tersebut, akan melengkapi pasokan vaksin COVID-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juga dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020 yang lalu," ujar Honesti.

3. Indonesia butuh 426 juta dosis vaksin

Bio Farma Siap Distribusikan 4 Juta Dosis Vaksin pada Februari 2021Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghitung Indonesia membutuhkan 426 juta dosis vaksin COVID-19 untuk memvaksinasi 181,5 juta penduduk. Pemerintah pun berencana tak hanya mengimpor vaksin dari Sinovac.

Berdasarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), ada sejumlah penyuplai vaksin yang akan digandeng. Mereka yaitu Bio Farma, AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer dan BioNTech, Sinovac, dan Novovax.

"Tentunya keseluruhan vaksin COVID-19 tersebut, harus melaporkan hasil uji klinis satu sampai dengan tiga, dan mendapatkan EUA (izin penggunaan darurat) dari Badan POM," kata Honesti.

Bio Farma sudah meneken kontrak dengan AstraZeneca dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis, pada 30 Desember 2020. Untuk AstraZeneca, diperkirakan akan mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM pada April 2021.

Sedangkan untuk Novovax, akan mulai dipasok pada kuartal 2021 melalui anggota holding BUMN farmasi, Indofarma. Vaksin dari Novavax diperkirakan mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM pada Mei 2021.

Selain itu, Bio Farma direncanakan menandatangani kontrak pembelian vaksin virus corona dengan Pfizer dan Biontech.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya