Cara Unik Tokopedia Atasi Konflik di Perusahaan Mereka

Tokopedia cari karyawan yang lebih pintar dari bos

Jakarta, IDN Times - Wakil Direktur Tokopedia Melissa Siska Juminto mengakui, mengelola konflik dalam perusahaannya tidaklah mudah. Salah satu masalah yang dihadapi di Tokopedia adalah konflik pemikiran yang berkembang.

“Jadi untuk konflik itu memang growth mindset itu sesuatu yang semua millennial atau semua nakama (sebutan karyawan Tokopedia) yang kita terapkan paling susah,” kata Melissa dalam sesi Balancing Business Perfomance and Culture di Indonesia Millennial Summit (IMS) 2019, yang digelar IDN Times di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Sabtu (19/1) lalu.

Perubahan dalam Tokopedia merupakan hal yang lumrah terjadi, secara umum juga terjadi di perusahaan berkembang.

“Sehari tanpa perubahan atau mungkin satu menit tanpa perubahan, itu berarti sudah bahaya, tanda-tandanya,” ujar dia.

Lalu bagaimana dan apa saja yang dilakukan Tokopedia kepada para nakama-nya dalam mengelola konflik?

1. Rekrut karyawan yang lebih pintar dari bos

Cara Unik Tokopedia Atasi Konflik di Perusahaan MerekaTokopedia. (Dok.IDN Times)

Kedengaran konyol, tapi Melissa mengatakan, Tokopedia merekrut karyawan yang lebih pintar dari atasannya. Ia pun tidak malu mengakui banyak karyawan di Tokopedia yang lebih pintar dari dirinya.

“Buat kami, bagaimana caranya kita mengajar mindset untuk orang, anak-anak nakama ini bisa lebih open meng-hire orang yang lebih pinter daripada mereka,” ucap Melissa.

2. Staf Tokopedia gak cuma pintar, tapi harus siap terima feedback dan gak baper

Cara Unik Tokopedia Atasi Konflik di Perusahaan MerekaYoutube/IDN Times

Para nakama di Tokopedia juga diharuskan siap dalam menerima pendapat dan masukan dari yang lain. Hal itu diakui Melissa tidak mudah, terutama bagi para leader di Tokopedia.

“Gimana kita bisa menerapkan juga agar mereka bisa lebih terbuka yang namanya dengan opinion atau feedback. Itu sebenernya gak mudah, jadi salah satu caranya itu seluruh leaders di Tokopedia memang harus leave out that culture of growth mindset, di mana kita pasti sendirinya pun hire orang yang lebih jago dari kami sendiri. Anak-anak tim saya pinter-pinter, dan juga kita selalu openly give feedback, dan kita harus bisa terima feedback juga,” papar Melissa.

Jadi kalau ada perbedaan pendapat dalam mengerjakan suatu hal, tiap nakama harus saling menjelaskan kenapa mereka melakukan itu supaya terjadi feedback yang baik.

“Pastinya kalau ada konflik, mereka openly again sit dengan partner mereka, who ever counter partner mereka, untuk menjelaskan dan juga pastinya growth mindset itu juga harus ditanamkan,” kata Melissa.

3. Saling melengkapi pemikiran satu sama lain jadi budaya bahkan DNA di Tokopedia

Cara Unik Tokopedia Atasi Konflik di Perusahaan MerekaPixabay.com/Rawpixel

Dengan terciptanya feedback yang baik di lingkungan Tokopedia, tiap orang akan saling melengkapi satu sama lain.

“Jadi dua-duanya saling oke, mungkin saya harus ubah di sini, mungkin dia harus ubah di sini, dua-duanya open,” ucap Melissa.

Kebiasaan ini sudah menjadi budaya bahkan DNA di Tokopedia.

“DNA seperti ini memang harus juga sering dijalankan karena memang namanya orang, gak suka yang namanya perubahan. Tapi kalau di Tokopedia, culture dan DNA itu pasti tidak bisa dihindarkan, makanya harus kami latih terus,” jelasnya.

4. Gak mungkin gak ada benturan, terus cara mengatasinya?

Cara Unik Tokopedia Atasi Konflik di Perusahaan MerekaUnsplash/Timgouw

Benturan antar karyawan pasti ada. Melissa mencontohkan karyawan yang punya pendidikan di luar negeri dengan dalam negeri. Melissa mencontohkan dirinya sendiri yang sejak umur 7 tahun tinggal di Singapura, lalu melanjutkan ke Seattle, Amerika Serikat.

“Jadi pas saya balik bahasa Indonesia saya itu parah banget. Jadi saya pas balik selalu ngomong bahasa Inggris ke nakama lain, dan nakama lain gak ada yang mau berteman dengan saya karena mereka gak familiar atau gak used to menjawab dengan English,” kisahnya.

Lalu bagaimana Melissa mengatasi itu? Harus sering ngobrol dengan karyawan lain. Suatu jabatan atau posisi di Tokopedia itu bukan diberikan tapi didapatkan dengan cara menghargai satu sama lain, dengan pemikiran-pemikiran yang ada.

Kalau dibilang konflik pasti ada, tapi gimana caranya kita solve conflict itu, jadi kita selalu bilang ke setiap nakama, bahwa sisi itu bukan diberikan.

Position is not given, karena respect itu is earn, and its earn by living out the DNA, being the role model, bukan karena kita lulusan luar, bukan karena background kita dari misalnya yang lebih wealthy, itu ada privilege tertentu. Kita, sekalipun di managemen tim Tokopedia sangat objektif, mau local grad atau international grad, as long as they live the DNA, and they actually earn the respect through their own leadership, nah itu yang memang berharga dan tidak bisa dibeli,” papar Melissa.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya