Dahlan Iskan Sebut Pemecatan Helmy Yahya karena Keterbatasan Dana TVRI

Ia menduga ada hubungannya dengan hak siar Liga Inggris

Jakarta, IDN Times - Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan menduga pemecatan Direktur Utama (Dirut) TVRI Helmy Yahya karena persoalan keterbatasan dana.

"Saya bisa menduga penyebab utamanya adalah keterbatasan dana itu --lalu harus dicari sumber dana lain. Lalu timbul silang pendapat," kata Dahlan dilansir dari blognya, Disway, Senin (20/1).

1. Persoalan kerja sama dengan MolaTV

Dahlan Iskan Sebut Pemecatan Helmy Yahya karena Keterbatasan Dana TVRIIDN Times/Kevin Handoko

Dalam tulisan tersebut, awalnya, Dahlan mempertanyakan alasan MolaTV memilih TVRI sebagai rekan bisnis mereka menyiarkan Liga Inggris. "Karena belas kasihan? Karena hubungan baik dengan dirutnya --yang memang sosok beken? Karena mengakui jaringan TVRI-lah yang paling luas?" ujarnya.

Eks Dirut PLN ini menduga alasan MolaTV memilih TVRI karena merekalah yang berani membayar paling mahal untuk liga yang dikenal sebagai salah satu liga terketat di dunia.

"Sama sekali tidak ada pikiran bahwa TVRI-lah yang mampu membayar termahal --dibanding TV-TV swasta yang ada," katanya.

2. Benarkah TVRI mampu membayar MolaTV?

Dahlan Iskan Sebut Pemecatan Helmy Yahya karena Keterbatasan Dana TVRIDahlan Iskan (IDN Times/Fitria Mada)

Namun, Dahlan kembali mempertanyakan kapabilitas TVRI mampu membayar MolaTV. "Mustahil TVRI punya kemampuan itu," ucapnya.

Status TVRI bukan perusahaan atau BUMN, tapi 'lembaga penyiaran publik' yang anggaran belanjanya berasal dari negara. "Karena itu kita semua tahu: anggaran itu pasti tidak cukup untuk membuat TVRI semaju stasiun TV swasta," kata Dahlan.

Ia menambahkan, secara hukum, semua hasil iklan TVRI harus disetorkan ke negara, karena TVRI dapat anggaran dari negara. "Kecuali ada ketentuan lain," imbuhnya.

Baca Juga: Helmy Yahya Dipecat, Spanduk #SaveTVRI Membentang di Gedung TVRI 

3. Permasalahan iklan di TVRI

Dahlan Iskan Sebut Pemecatan Helmy Yahya karena Keterbatasan Dana TVRIHelmy Yahya (IDN Times/Ileny Rizky)

Dahlan mengatakan TVRI boleh menerima iklan maksimum 15 persen dari jam tayangnya. Biaya iklan ditentukan oleh direksi. "Hasilnya boleh untuk biaya operasional," katanya.

Mantan CEO surat kabar Jawa Pos ini menduga permasalahan kerjasama TVRI dengan MolaTV juga terkait iklan. Sebab, hingga sekarang tidak ada penjelasan lengkap dari kerjasama itu.

"Mungkin saja kerjasama dengan Mola itu termasuk kerjasama iklan --setiap iklan yang masuk TVRI di Liga Inggris harus dibagi dengan Mola. Atau bukan seperti itu. Bisa saja TVRI mengambil semua iklan itu. Tapi harus membayar siaran itu ke Mola --dengan diskon khusus. Toh tidak semua pertandingan boleh disiarkan TVRI. Atau tidak begitu. Kita tidak tahu. Tidak ada penjelasan tentang itu," ujar Dahlan memaparkan.

Permasalah-permasalahan yang berawal dari MolaTV itu-lah yang membuat Dahlan menduga ada hubungannya dengan pemecatan Helmy Yahya.

"Benarkah (pemecatan Helmy) ada kaitan dengan siaran sepak bola Liga Inggris itu. Atau juga soal pekerjaan-pekerjaan untuk memproduksi acara --yang sebagian diberikan kepada production house di luar TVRI?" kata Dahlan.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Menkominfo Minta Karyawan TVRI Tidak Terpolarisasi Soal Helmy Yahya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya