Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?

GSP yang diberikan AS buat Indonesia gak gratis loh

Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali mendapat fasilitas pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh pemerintah Amerika Serikat kepada negara-negara berkembang atau Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat.

Duta Besar RI untuk AS Muhammad Lutfi mengatakan, GSP yang diberikan AS ini tidak gratis. Negeri Paman Sam itu meminta timbal balik dari Indonesia dari negosiasi ini berupa kemudahan impor bagi produk mereka.

"Sebenarnya tidak ada yang lebih besar dari pada itu. Hanya memastikan birokrasi dari impor itu tidak mengimpit dan tidak merusak barang AS bersaing di pasar Indonesia. Karena secara geografis jaraknya jauh 300 ribu mil antara Washington sampai Jakarta, dan itu makan waktu hampir satu bulan. Jadi timbal balik perbaikan-perbaikan saja memastikan bahwa produk AS bisa berkompetisi di Indonesia," kata Lutfi dalam konferensi pers daring, Senin, 2 November 2020.

Baca Juga: Menlu AS Ajak Tak Percayai Tiongkok soal Muslim Uighur

1. AS minta produk hortikultura mereka dipermudah masuk Indonesia

Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika bertemu dengan Menlu Mike Pompeo (Dokumentasi Kemlu)

Lutfi mengatakan AS meminta agar produk hortikultura mereka dipermudah dijual di Indonesia. Beberapa tahun lalu Indonesia sempat mempersulit masuknya produk hortikultura AS seperti kentang, dengan alasan persaingan dan perdagangan.

"Imbal baliknya proses-proses seperti yang saya utarakan tadi, yang namanya Sunset Clause di dalam rencana impor produk hortikultura mereka," ujar dia.

2. Masalah kentang yang diributkan Indonesia-AS

Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?unsplash.com/@lmablankers

Lutfi mengungkapkan masalah kentang AS sempat dipersulit pemerintah Indonesia. Ia pun heran, padahal kentang tersebut dibeli PT Indofood yang menjadikannya produk Potato Chips.

"Kentang yang mereka mau jual ke Indonesia nilainya 1 juta dolar AS, jadi kira-kira 14 miliar dolar AS mau dipakai sama 270 juta rakyat Indonesia. Dalam hati saya 'kenapa ya kita ributin masalah gini?'. Tapi jadi masalah karena sisa legacy-legacy dari masa lalu. Kita bersaing dalam perdagangan, beli sedikit dan jual sebanyak mungkin," katanya.

3. Ada sembilan produk yang negosiasinya alot

Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?Menlu Retno Marsudi ketika menerima kunjungan Menlu Mike Pompeo di kantor Kemlu (Dokumentasi Kemlu)

Kentang hanya salah satu dari sembilan komoditi impor dari AS, yang negosiasinya berjalan alot dengan Indonesia. Hal itu, kata Lutfi, sempat membuat AS kesal.

"Karena AS juga, kalau saya boleh contoh, mereka juga kesel. Indonesia juga jago membuat permasalahan-permasalahan yang perlu dipermasalahkan," kata dia.

4. Indonesia dapat GSP dari AS

Dapat Bebas Tarif Bea Masuk Lagi, Indonesia Diminta Apa dari Amerika?Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo bertemu dengan Menlu Retno Marsudi (Dokumentasi Departemen Luar Negeri AS)

Perlu diketahui, Pemerintah Amerika Serikat melalui United States Trade Representative (USTR) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.

Dengan demikian, Indonesia dicoret dari daftar negara maju dan tetap terdaftar sebagai negara berkembang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Indonesia mencatatkan 3.572 pos tarif telah diklasifikasikan masuk skema GSP, yang terdiri atas produk manufaktur dan semi manufaktur, pertanian, perikanan, dan industri primer.

Kementerian Luar Negeri menyampaikan sejumlah produk yang menikmati fasilitas GSP ini berdasarkan Harmonized Tariff Schedule of the United States (HTS-US) hingga Agustus 2020, berikut rinciannya:

  • HS94042100 yaitu matras baik karet maupun plastik dengan nilai 185 juta dolar AS.
  • HS71131929 yaitu kalung dan rantai emas 142 juta dolar AS
  • HS42029231 berupa tas bepergian dan olahraga dengan nilai 104 juta dolar AS.
  • HS38231920 berupa minyak asam dari pengelolaan kelapa sawit senilai 84 juta.
  • HS40112010 berupa ban penumatik radial untuk bus dan truk senilai 82 juta dolar AS.

Baca Juga: Menlu AS Pompeo Sampaikan 3 Syarat untuk Investasi di RI

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya