Defisit Anggaran Negara Melebar hingga Rp368,9 Triliun

Defisit bisa melebar lagi hingga akhir tahun

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN hingga akhir November melebar hingga Rp368,9 triliun atau 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto.

"Memang terjadi pelebaran dari target awal 1,84 persen dari PDB. Hingga akhir November, 2,29 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (19/12).

Defisit ini mengalami peningkatan bila dibandingkan periode yang sama pada 2018 yang tercatat sebesar Rp279,7 triliun atau 1,89 persen terhadap PDB.

1. Angka defisit turun hingga dua pekan terakhir

Defisit Anggaran Negara Melebar hingga Rp368,9 TriliunKonferensi pers APBN Kita bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Eselon Indonesia Kementerian Keuangan. IDN Times/Hana Adi Perdana

Meski demikian, dia mengatakan defisit turun hingga 2,21 persen dari PDB per 13 Desember.

"Jadi tidak mendekati ke 2,3 tapi ke 2,2 persen. Ini hal penting. Kita lihat lagi ke dua minggu terakhir. Tapi dua minggu pertama Desember sudah tunjukkan tren perbaikan dari sektor riil dan penerimaan pajak dan optimalisasi belanja," kata Sri Mulyani.

2. Menjaga stabilitas di tengah perlambatan

Defisit Anggaran Negara Melebar hingga Rp368,9 TriliunIlustrasi rupiah (ANTARA FOTO)

Dia mengatakan pelebaran defisit APBN yang diperkirakan di kisaran 2 hingga 2,2 persen terhadap PDB perlu dilakukan karena APBN menjalankan fungsi stabilisasi saat perekonomian mengalami perlambatan.

"Agar ekonomi tetap bergerak di Indonesia, pemerintah menaikkan porsi pembiayaan untuk membantu menggerakkan perekonomian melalui kenaikan belanja produktif Pemerintah atau yang umum disebut kebijakan countercyclical,” tambahnya.

3. APBN 2019 belum capai target

Defisit Anggaran Negara Melebar hingga Rp368,9 TriliunIDN Times/Arief Rahmat

Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara hingga akhir November 2019 sebesar Rp 1.677 triliun. Angka ini baru mencapai 77,46 persen dari target APBN 2019 sebesar Rp2.156 triliun.

Srimul mengatakan penerimaan negara kita masih tumbuh meskipun tipis yaitu 0,9 persen di tengah gejolak dan tekanan global yang kemudian mempengaruhi harga komoditas. "Kurs kita menguat dan masih mempengaruhi penerimaan kita yang berasal dari komoditas seperti batu bara, minyak," katanya.


Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Neraca Perdagangan Defisit Rp1,33 Miliar, Kita Perlu Ekstra Hati-Hati

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya