Di Tengah Pandemik, Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Rp20,2 T 

US$1,4 miliar pendapatan Garuda dari penerbangan berjadwal

Jakarta, IDN Times - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mencatat pendapatan sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun untuk keuangan tahun buku 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pendapatan 1,4 miliar dolar AS Garuda disumbang dari pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS dan pendapatan lainnya sebesar 214 juta dolar AS.

Baca Juga: Didenda KPPU Rp 1 Miliar, Bos Garuda Indonesia Buka Suara

1. Garuda catat penurunan beban opersional

Di Tengah Pandemik, Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Rp20,2 T Pengunjung mengamati pesawat Garuda Indonesia bercorak khusus dengan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (8/12/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS dibandingkan 2019 lalu yang sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Hal tersebut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh Perusahaan.

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar AS per bulannya," kata Irfan melalui keterangan tertulis, Jumat (16/7/2021).

Baca Juga: 2 Beban Terberat Garuda Indonesia di Mata Erick Thohir

2. Kata Garuda Indonesia terkait catatan disclaimer

Di Tengah Pandemik, Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Rp20,2 T Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia (IDN Times/Aldila Muharma)

Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, Irfan mengatakan Garuda Indonesia menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020.

"Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor ditengah upaya restrukturisasi yang dijalankan Perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja," ujarnya.

3. Pandemik COVID bawa industri penerbangan sengsara

Di Tengah Pandemik, Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Rp20,2 T IDN Times/Candra Irawan

Irfan menjelaskan bahwa kondisi pandemik yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, di mana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama 2020. Hal tersebut membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003.

"Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir. Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha," kata Irfan.

Baca Juga: Garuda Indonesia Pertimbangkan PKPU Meski Ada Risiko Pailit

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya