Edhy Prabowo Sindir Susi Lagi, Kali Ini soal Kebijakan Budi Daya Udang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kembali menyindir kebijakan pendahulunya Susi Pudjiastuti. Kali ini, kebijakan terkait budi daya udang yang dinilai terlalu mementingkan keberlangsungan ekosistem budi daya tapi mengesampingkan kesejahteraan masyarakat pelakunya.
"Kalau lima tahun lalu para industriawan di sektor ini berhenti hanya karena kebijakan yang dihadapkan sustainability atau keberlangsungan dengan prosperity (kesejahteraan). Padahal kalau bijak, ngapain bicara sustainability tapi prosperity tidak dapat," kata Edhy dalam Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin, Kamis, (19/11/2020).
1. Awal mula sindiran Edhy untuk Susi
Sindiran Edhy bermula ketika ia memaparkan ada kelompok masyarakat di Muara Gembong yang menghasilkan 40 ton dari budi daya udang dalam sekali panen. "Ini masyarakat bukan perusahaan-perusahaan. Kalau perusahaan atau beberapa pelaku usaha sudah ada yang berhasil panen 1 hektare, 100 ton di atas 100 ton," kata Edhy.
Ia meyakini budi daya tersebut punya potensi besar untuk menyejahterakan kelompok masyarakat namun terhalang oleh kebijakan Susi.
Baca Juga: Dibilang Post Power Syndrom, Begini Kata Susi Pudjiastuti
2. Edhy yakin kesejahteraan pelaku budi daya bisa sejalan dengan keberlangsungan ekosistemnya
Editor’s picks
Politikus Gerindra ini menilai kebijakan budi daya udang dapat mengakomodasi masalah keberlangsungan ekosistem sekaligus kesejahteraan pelaku budi daya. Untuk menyejahterakan petani udang, menurutnya, tidak perlu membuka lahan tambak hingga berhektare-hektare.
"Misal kalau orang buka tambak selalu dihadapkan dengan bagaimana lahannya, menebangi mangrove dan sebagainya. Padahal untuk menyejahterakan masyarakat, memberi kehidupan mereka layak, tidak perlu sampai berhektar-hektar lahan."
Menurutnya, lahan luas bukan jaminan produksi budi daya yang besar. "Banyak masyarakat punya tambak lebih dari 2 hektare di luar Jawa. Rata-rata produktivitas gak pernah bisa lebih dari satu juta ton," katanya.
3. Potensi besar dari udang
Lebih lanjut, Edhy mengatakan budi daya udang punya potensi besar dengan pasar global membutuhkan lebih dari 13 juta ton.
"Kita masih nomor 7 jauh di bawah India. Udang terbesar, udang galah, ini harus kita ambil alih kembali. COVID-19 ajarkan kepada kita pelajaran-pelajaran berharga bahwa teknologi udang gak sulit, Melakukan budi daya udang gak sulit, ahlinya ada," kata Edhy.
Baca Juga: Untung Menggiurkan Bisnis Budi Daya Udang