Ekowisata Dinilai Bisa Jadi Pilihan Pascapandemik Virus Corona 

Siapa gak sabar pengen liburan?

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprediksi produk ekowisata di Indonesia akan sangat diminati pascapandemi COVID-19. Terlebih dengan hadirnya kondisi “new normal” atau tren baru dalam berwisata di mana wisatawan akan lebih memperhatikan protokol-protokol wisata, terutama yang terkait dengan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.

“Kegiatan wisata berbasis alam atau outdoor paling cepat rebound karena ecoturism bukan mass tourism tetapi wisata minat khusus. Kami akan konsentrasi di wisata Ecotourism dan Wellness Tourism,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/5).

1. Pariwisata dengan kelompok kecil di alam dinilai banyak peminat

Ekowisata Dinilai Bisa Jadi Pilihan Pascapandemik Virus Corona (Ilustrasi pariwisata, senja di Bukit Merese, Lombok) IDN Times / Shemi

Direktur Indonesia Ecotourism Network (INDECON) Ary S. Suhandi, menjelaskan Ecotourism, Adventure Tourism, dan Wellness Tourism diperkirakan memang akan menjadi produk-produk yang paling diminati pascapandemi. Khususnya untuk kegiatan dengan grup kecil dan aktif seperti interaksi di luar ruangan, kegiatan edukasi alam untuk keluarga, hingga aktivitas yang berkontribusi pada konservasi alam.

“Adventure juga berpeluang besar, khususnya kegiatan dalam grup kecil dan aktivitasnya dinamis, seperti trekking, snorkeling, dan diving. Wellness Tourism juga diprediksi cepat rebound. Banyak orang membutuhkan kebugaran pascakerja rutin yang tinggi dengan marketnya adalah orang dari kota,” ujarnya.

2. Wisatawan bisa makin peduli dengan alam

Ekowisata Dinilai Bisa Jadi Pilihan Pascapandemik Virus Corona Komodo di Pulau Komodo. IDN Times/Hana Adi Perdana

Ary menjelaskan, ekowisata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepedulian wisatawan pada pentingnya menjaga kualitas lingkungan kawasan tempat mereka berwisata, hanya dalam konteks ekowisata perlu penyempurnaan, di mana keuntungan devisa bukanlah kiblat satu-satunya, namun juga memikirkan kelestarian dan pelibatan masyarakat lokal.

“COVID-19 mengajarkan kita banyak hal, selain mitigasi risiko juga salah satunya tentang pentingnya manajemen pengunjung, mengatur kuota, hingga membagi kelompok besar ke dalam kelompok kecil pada saat kegiatan wisata,” katanya.

3. Pola perjalanan baru turis pasca pandemik

Ekowisata Dinilai Bisa Jadi Pilihan Pascapandemik Virus Corona IDN Times/Beautiful Banyuwangi

Sementara itu, Direktur Via Via Tour & Travel Sry Mujianti mengatakan, pascapandemik akan terjadi pola perjalanan wisata baru. Kombinasi alam dan budaya biasanya menjadi pilihan utama wisatawan. Hal ini akan semakin lengkap apabila didukung dengan interpretasi yang kuat di setiap destinasi.

“Sebagai contoh, untuk klaster Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) biasanya menghubungkan kota-desa kemudian ada klaster Jawa Timur, mulai dari Malang hingga Banyuwangi. Wisatawan akan lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan jarak yang relatif dekat atau menempuh waktu lebih singkat,” kata Sry.

Baca Juga: Belajar dari Pandemik Flu 1918, Ini 7 Cara Manjur Mengatasi Pandemik 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya