Ganti Logo, Semen Indonesia Kini Jadi Penyedia Solusi Bahan Bangunan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Semen Indonesia resmi memperkenalkan logo baru mereka. Kini mereka berubah nama menjadi Semen Indonesia Group (SIG). Penggantian logo dan nama ini juga sekaligus menandai perluasan bisnis mereka dari perusahaan semen menjadi solusi bahan bangunan.
"Perseroan ingin menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi bahan bangunan yang inovatif terbaru dan bemilai tambah di kancah Regional," kata Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso di Jakarta Convention Center, Selasa (11/2) sore.
1. Semen Indonesia tawarkan produk inovatif
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia, Sigit Wahono mengatakan transformasi bisnis Semen Indonesia dilakukan untuk menjawab kebutuhan konsumen yang semakin berkembang. Selain telah mengembangkan cara beroperasi yang ramah lingkungan SIG berkomitmen dalam mengembangkan cara membangun yang mampu menjamin keberlanjutan di masa depan
"Dengan perubahan logo ini, Semen Indonesia memastikan akan menghasilkan produk-produk solusi inovatif. Karena ada keterbatasan sumber daya alam dan kebutuhan komunitas, maka kami berkomitmen untuk terus mewujudkan dan memastikan sustainability atau keberlanjutan akan terjadi," katanya.
2. Antisipasi kelebihan suplai semen
Editor’s picks
Perluasan bisnis ini juga dilakukan SIG untuk mengantisipasi kelebihan suplai (oversupply) semen karena mamin banyak pabrik semen yang beroperasi.
"Kita masuk lebih ke hilir. Itu kan upaya-upaya kita untuk fondasi ke depan bisa lepas kendala karena oversupply. Karena produk-produk kita lebih beragam," ujar Direktur Keuangan Doddy Sulasmono.
3. Dengan perluasan bisnis ini, SIG bisa menghemat biaya
Selain itu perluasan bisnis ini juga bagian diversifikasi perusahaan. Menurut Doddy, dengan menjadi penyedia solusi bahan bangunan, SIG bisa lebih berhemat.
"Terus kita ya lebih hemat. Kan prinsipnya sharing ekonomi. Itu kan tidak selalu membangun terus kita menjual. Seperti sekarang banyak kan orang dengan sharing ekonomi dapet nilainya tapi enggak harus kayak zaman dulu invest berapa menghasilkan berapa. Jadi lebih efisien dari semuanya," ujar Doddy.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb