Harga Minyak Dunia Mulai Turun, Kini Menjadi US$34,65 per Barel

Padahal 4 hari lalu sudah di atas US$36

Jakarta, IDN Times - Harga minyak mentah dunia kembali turun ke level US$34 per barel pada perdagangan Minggu atau Senin (25/5) pagi waktu Jakarta. Dilansir OilPrice, harga minyak yang menjadi patokan global, minyak mentah berjangka Brent turun sekitar 1,42 persen menjadi US$34,62 per barel.

Sementara harga minyak untuk West Texas Intermediate (WTI) kini berada pada level US$32,86 per barel atau turun hingga 1,23 persen. Untuk Mars turun 1,96 persen atau US$33,45 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Beri Respons Soal Penurunan Harga BBM

1. Sempat di atas US$36 per barel

Harga Minyak Dunia Mulai Turun, Kini Menjadi US$34,65 per BarelIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Grafik dari OilPrice memperlihatkan bagaimana harga minyak mentah Brent mencapai puncaknya pada 21 Mei yaitu US$36,94 per barel. Namun di hari tersebut juga, harga minyak langsung merosot ke level US$33 per barel.

Harga minyak mentah Brent memang memperlihatkan kenaikan lagi, namun masih stagnan di level US$34 per barel.

Begitu juga dengan harga minyak mentah WTI yang stagnan di level US$33 per barel, meski sempat mencapai posisi tertingginya dalam sebulan terakhir di level US$34 per barel.

2. Harga minyak belum tentu bisa naik lagi

Harga Minyak Dunia Mulai Turun, Kini Menjadi US$34,65 per BarelIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari OilPrice, ada optimisime harga minyak bisa kembali naik. Ditandai dengan meningkatnya permintaan minyak Tiongkok ke sekitar 13 juta barel per hari -naik 90 persen sejak awal pandemik virus corona- serta efek pemotongan produksi oleh organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+.

Namun optimisme itu bisa berubah menjadi pesimisme. Jumat kemarin pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa mereka tidak akan menawarkan target pertumbuhan PDB untuk tahun 2020, dengan adanya tantangan serius ekonomi karena ketidakpastian besar akibat COVID-19. Pemerintah Tiongkok juga menolak untuk melakukan stimulus besar-besaran.

Alasan kedua adalah meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok juga membebani pasar global. Karena alasan politik, kepemimpinan di kedua negara menyalahkan yang lain untuk kasus virus corona.

Pertengkaran itu bisa memicu lebih banyak konflik, mungkin mengungkap kesepakatan perdagangan "fase 1" atau memicu beberapa pembalasan perdagangan lainnya.

3. Harga minyak sempat positif pada pekan lalu

Harga Minyak Dunia Mulai Turun, Kini Menjadi US$34,65 per BarelIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Pekan lalu harga minyak sempat naik ke level US$36 per barel. Dilansir dari Aljazeera, kenaikan harga minyak ini disebabkan oleh efek pemotongan produksi oleh organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+.

Kedua, kenaikan ini juga dikarenakan tanda-tanda pemulihan bertahap dalam permintaan bahan bakar karena lebih banyak negara mengurangi lockdown, yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Lockdown Berkurang, Harga Minyak Melesat ke US$35 per Barel 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya