Harga Pertalite Tetap Dipatok Rp7.650 agar Konsumen Tak Resah

Harusnya Pertalite Rp11 ribu karena harga minyak dunia naik

Jakarta, IDN Times - Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih meminta PT Pertamina untuk tetap menjual bahan bakar jenis Pertalite dengan harga Rp7.650. Hal ini diminta oleh Kementerian ESDM meski ada kenaikan harga minyak dunia di mana harga Pertalite seharusnya di atas Rp11 ribu.

"Pertalite ini jenis bahan bakar jenis umum dan harganya di atas Rp11 ribu harga keekonomian dan Pertamina masih tetap harus jual diharga Rp7.650," kata Soerjaningsih dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Asyik, Harga Pertalite di 27 SPBU Bandar Lampung Rp7.250 per Liter

1. Harga Pertalite Rp7.650 biar masyarakat tidak resah

Harga Pertalite Tetap Dipatok Rp7.650 agar Konsumen Tak ResahYulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Soerjaningsih menjelaskan, Kementerian ESDM meminta Pertamina untuk tidak menaikkan harga Pertalite agar masyarakat tidak resah. Terlebih Indonesia kini baru memasuki masa pemulihan perekonomian karena dihajar pandemik COVID-19.

"Masyarakat masih dalam kondisi belum pulih dari COVID. Ini (harga Pertalite tidak boleh naik) agar tidak terjadi keresahan di masyarakat," katanya.

Baca Juga: Harga Pangan dan Minyak Dunia Naik, Hati-hati Hiperinflasi!

2. Pemerintah akan mengalah sama rakyat soal harga Pertalite

Harga Pertalite Tetap Dipatok Rp7.650 agar Konsumen Tak ResahKantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Demi menjamin kelancaran, Pertamina diminta untuk tetap mendukung kelancaran penyediaan dan pendistribusian BBM yang terjangkau.

"Kemungkinan pemerintah yang ngalah sama rakyat biar tetap tenang dan tidak ada inflasi," katanya.

Baca Juga: Asumsi Makro Anggaran 2022 Diubah, Rupiah-Harga Minyak Jadi Berapa?

3. Tingginya harga minyak dunia saat ini

Harga Pertalite Tetap Dipatok Rp7.650 agar Konsumen Tak ResahIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir ANTARA, harga minyak mencapai level tertinggi multitahun pada akhir perdagangan Selasa pagi kemarin sebelum menjadi stabil. Hal ini terjadi karena pasokan global yang ketat dan penguatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan belahan dunia lainnya mendorong harga menguat.

Sebagai contoh, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 46 sen menjadi menetap di 85,99 dolar AS per barel. Kontrak mencapai tertinggi sesi di 86,70 dolar AS per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.

Lalu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember ditutup tidak berubah pada 83,76 dolar AS per barel, setelah mencapai 85,41 dolar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2014.

Kedua harga acuan telah naik sekitar 20 persen sejak awal September. Minyak mentah AS telah meningkat selama sembilan minggu berturut-turut, sementara Brent telah naik selama tujuh minggu.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya