Hore! Rupiah Awal Pekan Dibuka Menguat 

Rupiah mulai bangkit, apakah bisa bertahan hingga sore?

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (23/11/2020) pagi dibuka melemah 36 poin menjadi 14.137 per dolar AS.

Hingga pukul 09.30 WIB, rupiah berada di kisaran pada level Rp14.173 hingga Rp14.131 per dolar AS.

Rupiah bahkan terpantau menguat ke hampir semua mata uang dunia.

1. Data rupiah terhadap mata uang negara lain

Hore! Rupiah Awal Pekan Dibuka Menguat IDN Times/Holy Kartika

Selain dolar AS, rupiah juga tertekan oleh mata uang lain. Berikut data selengkapnya:

  • Rupiah menguat 18 poin menjadi Rp10.342 terhadap dolar Australia
  • Rupiah menguat 5 poin menjadi Rp2.157 terhadap yuan Tiongkok
  • Rupiah menguat 25 poin menjadi Rp16.781 terhadap euro
  • Rupiah menguat 8 poin menjadi Rp18.832 terhadap pound Inggris
  • Rupiah menguat 5 poin menjadi Rp1.824 terhadap dolar Hongkong
  • Rupiah menguat 0,23 poin menjadi Rp136,32 terhadap yen Jepang
  • Rupiah menguat 0,01 poin menjadi Rp12,71 terhadap won Korea
  • Rupiah menguat 13 poin menjadi Rp10.542 terhadap dolar Singapura
  • Rupiah menguat 1,8 poin menjadi Rp466,6 terhadap baht Thailand.

Baca Juga: Rupiah Masih Tertekan Dolar AS Jumat Pagi  

2. Rupiah sempat melemah akhir pekan

Hore! Rupiah Awal Pekan Dibuka Menguat Ilustrasi penurunan nilai (IDN Times/Arief Rahmat)

Seperti diberitakan sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (20/11/2020) sore, ditutup melemah 10 poin menjadi 14.165 per dolar AS.

Selain kandas oleh dolar AS, rupiah juga memerah terhadap mata uang lainnya. Pelemahan pada akhir pekan terjadi sejak pagi hari di mana rupiah dibuka melemah 7 poin menjadi Rp14.143 per dolar Amerika Serikat (AS).

3. Sebab rupiah melemah

Hore! Rupiah Awal Pekan Dibuka Menguat ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Pemicu pelemahan rupiah pada akhir pekan, pertama adalah kabar Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan kemarin di luar dugaan. Para analis memprediksi Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, ini merupakan pembelajaran bagi Bank Indonesia karena waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sebenarnya di Desember, bukan November, di mana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga.

Kedua, pemerintah sebelumnya mengumumkan masyarakat akan divaksinasi massal pada awal Desember 2020. Namun pemerintah merevisi karena vaksin belum tersedia dan kemungkinan baru akan divaksinasi pada akhir Kuartal. Ibrahim menilai pasar kecewa tentang penundaan vaksinasi tersebut.

Ibrahim mengatakan melemahnya rupiah karena sentimen eksternal yakni stimulus AS. Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah meminta Federal Reserve untuk mengembalikan dana untuk sistem pinjaman umum yang dikelola untuk mendukung berbagai organisasi selama pandemik.

Dan di sisi lain, Pemimpin Mayoritas Republik Senat Mitch McConnell, setuju untuk memulai kembali pembicaraan dengan Demokrat tentang paket stimulus COVID-19 yang baru.

Selain itu, surat kabar Times melaporkan bahwa para pemimpin Eropa akan mendesak Komisi Eropa untuk menerbitkan rencana Brexit tanpa kesepakatan saat tenggat waktu akhir tahun semakin dekat.

Baca Juga: Rupiah Keok Gara-gara Vaksinasi Tertunda dan Suku Bunga Acuan Turun

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya