Hotel BUMN Tekor Gara-gara COVID-19, Gimana Nasibnya Sekarang?

Bermimpi 2021 jadi tahun keemasan tapi sekarang tumbang

Jakarta, IDN Times - PT Hotel Indonesia Natour (HIN) (Persero) tekor akibat pandemik COVID-19 yang terjadi di tahun ini. Sempat yakin masa keemasannya akan tiba di 2021, HIN justru mencatatkan sejumlah penurunan mulai dari tingkat okupansi, tarif rata-rata harian dan selisih pendapatan kamar.

"Tahun ini tahun musibah buat HIN. Tadinya kita bermimpi tahun 2021 tahun keemasan di mana kinerja HIN meningkat tajam tapi di Februari terjadi COVID," kata Direktur Utama PT HIN Iswandi Said dalam webinar BUMN, Kamis (24/9/2020).

1. Tingkat okupansi hotel jeblok

Hotel BUMN Tekor Gara-gara COVID-19, Gimana Nasibnya Sekarang?Ilustrasi Room Attedant (Dok. Kemenparekraf).

Iswandi memaparkan bahwa pada kuartal I 2020 okupansi hotel hanya 38,9 persen. Penurunan ini terjadi hampir setengahnya dibanding tahun lalu periode yang sama sebesar 61,6 persen.

Begitu juga dengan kuartal II yang semakin anjlok menjadi 26 persen di saat tahun lalu mereka mampu mencatatkan tingkat okupansi 66,1 persen. "Untuk kuartal III saat ini 27,3 persen. Kalau tahun lalu 68,9 persen," ujarnya.

Baca Juga: Erick Thohir akan Satukan Hotel-hotel Milik Negara

2. Turunnya tarif rata-rata harian

Hotel BUMN Tekor Gara-gara COVID-19, Gimana Nasibnya Sekarang?Ilustrasi rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Begitu juga dengan tarif rata-rata harian yang menurun meski tidak terlalu jauh. HIN mencatat pada kuartal I 2020, tarif rata-rata harian sebesar Rp772.887. Lalu kuartal II makin turun menjadi Rp691.259 dan kuartal III sebesar Rp576.997.

Adapun sebagai perbandingan, pada kuartal I tahun lalu, tarif rata-rata harian HIN sebesar Rp782.487; kuartal II Rp806.688; dan kuartal III Rp802.443.

3. Selisih pendapatan kamar ikut tergerus

Hotel BUMN Tekor Gara-gara COVID-19, Gimana Nasibnya Sekarang?Ilustrasi Room Attedant (Dok. Kemenparekraf).

Selain itu gap room avenue atau selisih pendapatan kamar mereka juga tergerus. Pada kuartal I 2020 turun 37 persen dibanding kuartal I 2019. Lalu kembali turun hungga 65 persen pada kuartal II ini jika dibandingkan dengan kuartal II tahun lalu.

Untuk kuartal III sendiri mereka mencatatkan penurunan 70 persen dengan kuartal III tahun lalu. "Padahal kuartal III ini hotel seharusnya sedang peak season tapi karena COVID, jadi kita catatan kerugian," kata Iswandi.

Baca Juga: Hotel Bintang 3 Jadi Lokasi Isolasi, Ini Kata Pengelola PHRI di Kaltim

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya