Indef: Kondisi Politik Tidak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Tahun lalu sih 5,06 dan tahun ini 5,07

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (6/5) lalu mengeluarkan survei yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I (Januari-Maret) 5,07 persen. Meski ada peningkatan dari tahun sebelumnya yakni 5,06 persen, angka ini dinilai meleset jauh dari target pertumbuhan ekonomi sesuai asumsi makro APBN 2019 sebesar 5,3 persen. 

“Ini perlu dikoreksi. Beberapa hari lalu disampaikan direktur Bank Dunia, IMF mengoreksi secara global bahwa ada tekanan eksternal yang akan menghampiri kita,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad pada acara diskusi di Jakarta, Rabu (8/5).

Ada beberapa hal yang melandasi Indef dalam mengkritik pertumbuhan ekonomi, apa saja?

1. Seharusnya pada triwulan I trennya naik

Indef: Kondisi Politik Tidak Pengaruhi Pertumbuhan EkonomiIDN Times/Uni Lubis

Tauhid menjelaskan, sejak 2016 hingga 2018 Indonesia memiliki tren kenaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1.

“Seharusnya gak banyak berubah, kuartal pertama ke kuartal kedua itu naik 4,0, tapi pada saat kurtal keempat-kesatu itu minus 0,36 dan seterusnya. Tapi di 2019 -0,52. Jadi ada masalah di kuartal pertama. Meski ada kenaikan, ini bukan start yang baik,” kata dia.

Baca Juga: Wakil Ketua Kadin Akui Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi

2. Bukan karena tahun politik

Indef: Kondisi Politik Tidak Pengaruhi Pertumbuhan EkonomiANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Ekonom senior Indef Enny Sri Haryati mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai target ini bukan disebabkan karena tahun politik.

“Ini tidak terpengaruh tahun politik, tidak ada kaitan sama politik. Pertama bukan soal 5,07 yang jadi concern kami. Semua indikator kualitas pertumbuhan kita memburuk,” ucap dia.

3. Pemerintah akan kesulitan mencapai target

Indef: Kondisi Politik Tidak Pengaruhi Pertumbuhan EkonomiIDN Times/Uni Lubis

Dengan capaian pertumbuhan ekonomi triwulan yang berada di bawah ekspektasi, Indef menilai semakin tidak mudah bagi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sesuai asumsi makro APBN 2019 sebesar 5,3 persen. 

“Secara sektoral ada perlambatan. Kenapa di 2019 kita tertahan? Karena beberapa sektor mengalami penurunan di 2018,” kata Tauhid.

4. Data BPS perekonomian Indonesia triwulan pertama

Indef: Kondisi Politik Tidak Pengaruhi Pertumbuhan EkonomiBadan Pusat Statistik

BPS mencatat perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2019 mencapai Rp3.782,4 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2 625,0 triliun.

Ekonomi Indonesia triwulan 1-2019 terhadap triwulan 1-2018 tumbuh 5,07 persen dibanding capaian triwulan 1-2018 yang sebesar 5,06 persen. Sementara, ekonomi Indonesia triwulan 1-2019 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,52 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 10,36 persen. Dari sisi Pengeluaran dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh 16,93 persen.

BPS menyebut penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan antara lain oleh kontraksi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto, dan Ekspor.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Domestik Tak Sesuai Ekspektasi, IHSG Merosot Hari Ini

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya