Indonesia Bisa Tiru Tiongkok untuk Kembangkan E-commerce 

Indonesia bisa contek konsep Taobao Village

Jakarta, IDN Times - Dengan berkembangnya pasar digital atau e-commerce di Indonesia, tentu diharapkan dapat menggerakkan perekonomian Indonesia. Namun ternyata, menurut riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) kontribusi e-commerce untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia cuma 0,7 persen. 

"2018 INDEF buat riset kecil dengan data yang ada seperti dari Nielsen dan Statista, kita coba estimasi terhdap PDB. Hasilnya e-commerce kontribusinya 0,7 persen di 2018," kata peneliti INDEF Bhima Yudhistira dalam sebuah diskusi yang digelar pada Kamis (19/9). 

Salah satu sebabnya adalah karena e-commerce di Indonesia yang masih Jawasentris atau terpusat di pulau Jawa. Bhima lalu menyarankan agar Indonesia dapat mencontoh Tiongkok dalam sektor e-commerce ini. 

"Yang perlu diadopsi Indonesia dari China, proyek Taobao Village," kata dia. 

Lalu, mengapa ia menyebut proyek tersebut perlu diadopsi di Indonesia?

1. Proyek Taobao Village melibatkan 600 desa miskin untuk ikut e-commerce

Indonesia Bisa Tiru Tiongkok untuk Kembangkan E-commerce IDN Times/yolandavania

Di Tiongkok, nama Alibaba sebagai sebuah perusahaan besar gak terlalu populer bila dibandingkan dengan anak usahanya yang bernama Taobao. Perusahaan itu didirikan pada Mei 2003. 

Melansir dari laman China Daily, Alibaba melibatkan lebih dari 600 desa miskin di Tiongkok untuk menjadi bagian dari e-commerce ini. Alibaba mendorong petani terlibat dalam penjualan online hasil pertanian dan produk khas lokal. China Daily juga menyebutkan Alibaba memerlukan total transaksi e-commerce tahunan lebih dari US$1,5 juta dan lebih dari 100 toko online yang berlokasi di desa.

"Taobao bekerja sama dengan pemerintah. Pemerintah membiayai infrastruktur, internet, listrik di satu desa terpencil dan logistik juga disediakan pemerintah. Tugas dari Taobao adalah menjadi agregator untuk menyerap produk UMKM dari desa terpencil. Konsep ini bisa kita terapkan di Indonesia," papar Bhima. 

Baca Juga: 6 Langkah Penting untuk Memulai Bisnis di E-Commerce

2. Konsep Taobao Village bisa ditiru agar perdagangan tak terpusat di Pulau Jawa

Indonesia Bisa Tiru Tiongkok untuk Kembangkan E-commerce 

Selama ini kebanyakan perdagangan memang ada di kota-kota besar dan terpusat di pulau Jawa. Nah, gimana caranya agar perekonomian dan e-commerce Indonesia bisa maju? Salah satu saran Bhima adalah dengan mencontoh Taobao Village. 

Jadi produk-produk di daerah dapat disalurkan melalui e-commerce, dikenal dan dibeli oleh masyarakat Indonesia. 

"Kenapa kita gak bisa adopsi ini sehingga inklusvitas tidak hanya di Jawa terus. Memang Jawa infrastruktur paling mendukung. Tapi masa gak bisa di Sulawesi, kalau belum bisa jadi pembeli setidaknya bisa jadi produsen," kata Bhima. 

3. Harapan ekspor produk lokal Indonesia

Indonesia Bisa Tiru Tiongkok untuk Kembangkan E-commerce Ilustrasi (Pixabay)

Dengan jumlah penduduk Tiongkok yang lebih banyak, Bhima menyebut seharusnya negara Tirai Bambu itu dapat menjadi pasar ekspor produk lokal khas Indonesia atau UMKM. Terlebih dengan daya beli China yang juga lebih tinggi. 

"Syukur-syukur bisa diekspor ke Tiongkok. Jangan dibalik. UMKM Tiongkok gunakan platform e-commerce justru barang masuk ke kita. Penduduk Indonesia 260 juta, Tiongkok 1,4 miliar. Kenapa pasar gak dibalik? Bukan Indonesia sebagai pasar tapi inklusivitas ini harus dibenahi. Kita bisa jadi negara eksportir," tutur Bhima. 

Baca Juga: Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 Persen

Topik:

Berita Terkini Lainnya