Indonesia Butuh Rp3.779 Triliun untuk Atasi Perubahan Iklim

Naik dari sebelumnya Rp3.461 triliun

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan Indonesia membutuhkan Rp3.779 triliun untuk menghadapi perubahan iklim dan menurunkan karbondioksida (CO2) sampai 2030. Angka ini naik dari perhitungan awal yang sebesar Rp3.461 triliun.

"Biaya untuk Indonesia saja menghindarkan atau berkontribusi dalam mengurangi CO2 luar biasa tinggi," kata Sri Mulyani dalam acara diskusi daring, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani: Dampak Perubahan Iklim Bakal Segila COVID-19

1. Kebutuhan menghadapi perubahan iklim mencapai 365 miliar dolar AS

Indonesia Butuh Rp3.779 Triliun untuk Atasi Perubahan IklimMenteri Keuangan, Sri Mulyani. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Bendahara negara ini memaparkan bahwa untuk menurunkan karbondioksida dibutuhkan investasi sebesar 365 miliar dolar AS di mana peranan pemerintah hanya 26 persen. Untuk itu diperlukan desain kebijakan dan kerangka kerja antara pemerintah, swasta dan global untuk menghadapi perubahan iklim ini

"Sehingga financing gap bisa dipenuhi dan komitmen climate change bisa dicapai. Sebuah angka yang luar biasa bersar," kata Sri Mulyani.

2. Butuh 479 miliar dolar untuk mengatasi perubahan iklim sebesar 41 persen

Indonesia Butuh Rp3.779 Triliun untuk Atasi Perubahan IklimIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani mengatakan Indonesia berperan mengurangi CO2 sebesar 29 persen melalui usaha sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional. Adapun biaya yang diperlukan untuk mengurangi 41 persen CO2 diperkirakan mencapai 479 miliar dolar AS.

"Dalam kita melaksanakan politik di climate change kita melakukan bukan karena tekanan atau permintaan dari negara lain. Tapi karena kita tahu, Indonesia punya tanggung jawab untuk ikut jaga ketertiban dunia," ujarnya.

Baca Juga: Biden Ilustrasikan Jakarta Tenggelam sebagai Ancaman Perubahan Iklim

3. Bumi yang semakin panas dan waktu yang kian sempit

Indonesia Butuh Rp3.779 Triliun untuk Atasi Perubahan IklimIlustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejumlah alasan mendasari pentingnya semua negara di dunia untuk berpartisipasi dalam mengatasi perubahan iklim ini. Sri Mulyani mengatakan kini bumi semakin hangat di atas 1 persen dan jangka waktu yang semakin menyempit. Ia mencontohkan banyak kejadian yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Seperti banjir di Jerman, kebakaran hutan di Turki dan California, kekeringan hingga turunnya es atau salju di daerah yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

Indonesia sendiri melakukan sejumlah langkah dalam mengatasi masalah perubahan iklim ini seperti kebijakan carbon price, carbon tax, dan carbon market.

"Di APBN sendiri kita melakukan seperti budget taging untuk transparansi dan establish track record yang kredibel," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: G7 Hadapi Keputusan Penting Atasi Perubahan Iklim

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya