Ini Daftar 13 Negara yang Sudah Resesi Ekonomi gegara COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona benar-benar membuat negara di dunia merana. Virus yang dikenal dengan nama COVID-19 ini juga memukul sektor perekonomian yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi negatif.
Banyak negara yang mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal I atau periode Januari-Maret dan kuartal II atau periode April-Juni secara berturut-turut alias resesi ekonomi.
Nah berikut ini adalah 13 negara yang sudah masuk jurang resesi. IDN Times membahasnya berdasarkan wilayah mereka.
1. Eropa Barat
Untuk Eropa Barat tercatat ada 3 negara yang mengalami resesi. Jerman adalah negara di Benua Biru sekaligus di Eropa Barat pertama yang mendeklarasikan diri mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi Negeri Panzer mengalami kontraksi di kuartal II 2020. Secara kuartal ke kuartal (QtQ) ekonomi Jerman minus 10,1 persen. Sebelumnya di kuartal-I 2020, ekonominya minus 2,2 persen.
Lalu ada Inggris yang mencatatkan pertumbuhan negatif sejak kuartal pertama. Pada kuartal pertama, pertumbuhan ekonomi mereka minus 1,7 persen dan pada kuartal II minus 20,4 persen.
Prancis juga mengalami hal serupa. Negara yang terkenal dengan sektor mode atau fashion-nya mengalami pertumbuhan ekonomi minus 13,8 persen pada kuartal II setelah sebelumnya minus 5,7 persen di kuartal I.
Baca Juga: Cegah Resesi, Jokowi Mau Masyarakat Keluar Rumah dan Aman Berbelanja
2. Eropa Selatan dan Tengah
Di benua Eropa Selatan ada dua negara yang tercatat mengalami resesi. Pertama adalah Italia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 5,5 persen pada kuartal I dan minus 17,3 persen pada kuartal pertama yang mengakibatkan mereka terjun ke jurang resesi.
Negara di Eropa Selatan lainnya adalah Spanyol. Negara matador ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 4,1 persen dan minus 22,1 persen.
Sementara di Eropa Tengah, Polandia adalah negara terbaru di dataran Eropa yang mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi mereka minus 8,9 persen pada kuartal II setelah pada kuartal I minus 0,4 persen. Dilansir dari Aljazeera, ini adalah resesi pertama mereka sejak akhir era komunis lebih dari 30 tahun yang lalu, menurut data yang diterbitkan oleh kantor statistik Polandia.
3. Amerika Serikat
Editor’s picks
Amerika Serikat (AS) adalah satu-satunya negara di benua Amerika yang masuk jurang resesi. Ekonomi Negara Paman Sam ini terkontraksi atau tumbuh minus 32,9 persen pada kuartal II 2020.
Sebelumnya pada kuartal I 2020 ekonomi AS sudah terkontraksi sebesar minus 5 persen. Dengan demikian, AS resmi mengalami resesi karena telah dua kuartal (enam bulan) berturut-turut ekonominya tumbuh negatif.
4. Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, Malaysia, negara terbaru yang terkena resesi adalah Malaysia. Dilansir dai The Edge Markets, pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat minus 16,5 persen. Sebelumnya, pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Malaysia sudah minus 2 persen.
Bloomberg melaporkan, kontraksi ini adalah yang terbesar dihadapi Negeri Jiran tersebut sejak krisis keuangan Asia lebih dari dua dekade lalu. PDB Malaysia menyusut 17,1 persen pada kuartal kedua dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kinerja terburuk sejak kuartal keempat 1998.
Kedua adalah Singapura yang mengalami kontraksi 41,2 persen pada kuartal II. Setelah sebelumnya pertumbuhan ekonomi mereka minus 0,3 persen di kuartal I.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) menyebut ekonomi Singapura terkoreksi secara tahunan (YoY) 12,6 persen memasuki kuartal kedua tahun 2020. MTI mengatakan GDP di kuartal pertama mengalami angka negatif karena pemerintah menerapkan semi lockdown yang disebut "Circuit Breaker."
Ketiga adalah Filipina. Kuartal II mereka tumbuh negatif 16,6 persen dan minus 0,7 persen pada kuartal I. Ini adalah resesi pertama mereka sejak 29 tahun.
5. Asia Timur
Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dua kali berturut-turut tumbuh negatif. Pada kuartal I, ekonomi mereka minus 1,3 persen dan 3,3 persen di kuartal II 2020. Ini adalah kontraksi terburuk Korsel sejak 1998.
Selanjutnya adalah Hong Kong. Pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi mereka minus 9 persen. Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk pusat ekonomi global ini. Di mana aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti-Beijing terjadi.
Meski begitu, data terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding kuartal-I 2020, minus 9,1 persen (YoY). Secara kuartal ke kuartal (QtQ), ekonomi minus 0,1 persen di kuartal II-2020 ini.
Terakhir adalah Jepang. Perekonomian mereka minus 1,9 persen di kuartal I dan minus 0,6 di kuartal kedua secara QtQ.
Baca Juga: Uni Eropa Resmi Masuk Jurang Resesi