Ini Tren Wisata yang Bakal Jadi Andalan di 2022

Pariwisata mulai membaik dari tahun lalu naik 20 persen

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Bidang Investasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Riyan Momod mengatakan, industri pariwisata kini mulai pulih. Berdasarkan data yang dimilikinya, pada periode Januari-Desember 2021 terjadi kenaikan pada industri pariwisata sebesar 20 persen.

Meski demikian, angka tersebut terhambat akibat varian Delta COVID-19 yang menyerang Indonesia pada periode Mei-Juli 2021. 

"(Tahun) 2021 secara keseluruhan dengan pelonggaran PPKM dan mulai terbiasanya masyarakat beradaptasi dengan situasi yang ada, dengan protokol kesehatan lebih baik, pergerakan wisatawan cukup lumayan. Ditambah dengan sudah mulai dibukanya beberapa destinasi dengan mendapat rekomendasi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf," kata Momod kepada IDN Times, Selasa (4/12/2021).

Baca Juga: Pacu Pariwisata Pulih, DANA Ajak Cashless Society Peduli Lingkungan 

1. Tren liburan di 2021

Ini Tren Wisata yang Bakal Jadi Andalan di 2022ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Momod mengatakan, pada tahun ini tren wisata atau liburan akan mengarah pada eco-tourism, outdoor hingga ke daerah-daerah remote dengan mengandalkan experience yang berbeda. Misalnya dengan berkunjung ke desa-desa wisata yang ada di Indonesia.

"Dengan ada pandemik itu makin tinggi minat wisatawan untuk cari experience baru yang tidak didapat di tempat asal dia. Maka cukup bagus ketika pemerintah mendorong desa-desa wisata untuk menjadi destinasi, karena sosial budaya masyarakat Indonesia cukup kaya dan menawarkan ribuan experience di masing-masing destinasi yang kalau bisa di-monetize," ujar Pengurus BPD PHRI DKI Bidang Investasi dan Pemasaran ini.

2. Lupakan sementara wisatawan luar negeri, fokus pada wisatawan dalam negeri

Ini Tren Wisata yang Bakal Jadi Andalan di 2022Wakil Ketua Bidang Investasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Riyan Momod (Dok. Istimewa)

Dengan adanya kebijakan karantina 10-14 hari bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), Momod mengatakan, pengusaha pariwisata tidak bisa mengandalkan turis luar negeri atau mancanegara. Untuk itu, pada tahun ini, pelaku pariwisata akan berfokus pada wisatawan dalam negeri atau wisatawan Nusantara (wisnus).

"Lupakan inbound kedatangan luar negeri. Begitu juga masyarakat dari dalam ke luar negeri, kita harus survive dengan aturan (karantina) itu selama satu tahun. Memang kita harus memikirkan bagaimana berjualan pariwisata domestik dan mengambil ceruk pasar yang ada," katanya.

3. Pelaku pariwisata perlu bersiap dari sekarang

Ini Tren Wisata yang Bakal Jadi Andalan di 2022Para peserta juga diajak untuk praktik langsung menjadi pemandu wisata. (Dok KoTrip)

Meski demikian, Momod yang juga Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) mengatakan, ada sejumlah isu yang harus diperbaiki dalam pemulihan pariwisata di Indonesia. Pertama adalah masalah kesiapan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang akan kedalursa. Menurutnya, banyak pelaku pariwisata yang belum memperpanjang NIB lantaran belum merasa perlu.

"Kalau pelaku mau perbaharui legalitas dengan NIB itu ada laporan pajak dan perizinan, harus lengkap dan diurus, dan itu perlu biaya. Ini perlu dicarikan solusi. Ini karena memang mereka belum terasa perlu," ucapnya.

Masalah kedua adalah banyak pelaku pariwisata yang beralih profesi, karena penutupan tempat wisata akibat pandemik yang terjadi pada 2020 hingga 2021. Padahal, pelaku pariwisata tersebut sudah memiliki keterampilan hingga sertifikasi yang dibutuhkan.

"Gimana nanti ketika pariwisata ini bergerak pulih, mengembalikan para pelaku pariwisata yang berkompeten jadi masalah lain," ucapnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya