Investasi Jepang dan Tiongkok Bersaing Ketat di Indonesia 

Jepang dan Tiongkok berebut posisi dua besar

Jakarta, IDN Times - Investor Tiongkok dan Jepang kini bersaing ketat di Indonesia. Menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun 2019, Tiongkok untuk pertama kalinya merebut posisi kedua yang selama ini dipegang  Jepang.

Tiongkok tercatat menanamkan investasi di Indonesia dengan nilai US$4,7 miliar pada 2019. Sedangkan Jepang tercatat menanamkan investasi dengan nilai US$4,3 miliar.

"Sedangkan untuk peringkat pertama tetap dimiliki Singapura dengan nilai investasi sebesar US$6,5 miliar," kata Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo di Jakarta dalam keterangannya, Senin (2/3).

Baca Juga: Banyak Negara Mau Investasi, Jokowi Minta RUU IKN Segera Masuk DPR

1. Catatan investasi Jepang di Indonesia

Investasi Jepang dan Tiongkok Bersaing Ketat di Indonesia Ilustrasi investasi (IDN Times/Mia Amalia)

Dalam Indonesia Investment Promotion Center Badan Koordinasi Penanaman Modal (IIPC BKPM) di Tokyo, Jepang melaporkan realisasi investasi ke Indonesia periode 2014-2019 mencapai US$25,2 miliar atau senilai Rp365,4 triliun.

Dengan akumulasi tersebut, dalam periode 2014-2019, investasi Jepang selalu bertengger di posisi kedua terbesar setelah Singapura.

“Kita sangat mengapresiasi kerja keras IIPC di Tokyo. Sebab dalam segala keterbatasan dana dan sebagainya, pengawai BKPM di sana tetap bekerja keras mempromosikan investasi Indonesia di Jepang,” ujar Rizal.

2. Bersaing dengan negara lain gaet Jepang sebagai investor

Investasi Jepang dan Tiongkok Bersaing Ketat di Indonesia IDN Times/Gregorius Aryodamar

BKPM sendiri mencatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia sepanjang 2019 mencapai Rp423,1 triliun. Angka tersebut berkontribusi 52,3 persen dari total nilai investasi pada 2019 yang mencapai Rp. 809,6 triliun.

Meski demikian, Rizal mewanti-wanti agar Indonesia bisa terus mempertahankan Jepang sebagai salah satu investor terkemuka di Indonesia tidaklah mudah. Pasalnya, persaingan antar negara dalam merebut investasi Jepang juga berjalan sangat ketat.

“Banyak negara membuka karpet merah bagi investor dengan memperbaiki diri secepat mungkin. Dulu kita masih rangking teratas sebagai negara tujuan investasi Jepang. Sekarang tidak lagi. Kita mungkin sudah digeser Vietnam dan Thailand,” ujar Rizal.

3. Kepala BKPM sebut tidak ada perlakuan ekslusif untuk investor

Investasi Jepang dan Tiongkok Bersaing Ketat di Indonesia IDN Times / Auriga Agustina

Rizal menambahkan, Kebijakan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sangat inklusif terhadap negara mana pun yang berinvestasi di Indonesia. Tidak ada perlakuan secara ekslusif kepada negara mana pun.

“BKPM sangat inklusif. Tidak ada prioritas kepada investasi mana pun. Siapa cepat dia dapat. Mungkin China lebih agresif dan lebih risk taker,” ujar Rizal.

Saat ini BKPM tengah memperkuat layanan terintegrasi Online Single Submission (OSS) guna menjalankan mandat Inpres No 7/2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha. Pada dasarnya Inpres ini mewajibkan sentralisasi dan pelimpahan wewenang perizinan terkait investasi di BKPM.

“Ada 22 Kementerian/Lembaga melimpahkan perizinannya ke BKPM. Kita harapkan sentralisasi ini akan mempermudah bagi investor untuk mengurus berizinan. Jadi, BKPM yang memulai, BKPM juga yang akan mengakhiri. Investor jangan "ditawaf"(diputar-putar) lagi ke berbagai kementerian teknis terkait,” ujar Rizal.

Baca Juga: Kepala BKPM Lapor ke Jokowi Ada Gubernur Rasa Presiden

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya