Kasus COVID-19 di Amerika Serikat Naik, Rupiah Jadi Menguat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (27/10/2020) diprediksi menguat tipis, seiring kekhawatiran terhadap peningkatan kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat.
Pada pukul 10.00 WIB, rupiah terpantau berada pada level Rp14.650 per dolar AS meski sempat dibuka melemah pada level Rp14.681 per dolar AS.
"Kondisi dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar emerging market pagi ini, karena pasar mengkhawatirkan kondisi penularan COVID-19 yang meninggi di AS yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, dilansir ANTARA.
Baca Juga: Awal Pekan, Rupiah Ditutup Menguat Tipis terhadap Dolar
1. Pola berbeda dari biasanya
Ariston menuturkan, terlihat perubahan pola perilaku pasar pagi ini yang biasanya dolar AS menguat bila terjadi kekhawatiran terhadap perekonomian AS.
"Pasar juga mungkin berusaha masuk ke pasar emerging market, yang menawarkan yield lebih tinggi, terlebih dulu mengantisipasi membaiknya kondisi ekonomi nantinya setelah vaksin didistribusikan," ujar dia.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa terbantu menguat tipis di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.
2. Rupiah ditutup menguat tipis
Pada Senin (26/10/2020), rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar AS. Rupiah bertengger di posisi Rp14.659 per dolar AS atau naik 36 poin sebesar 0,24 persen.
"Rupiah bergerak tipis hari ini meski menguat. Penguatan rupiah mungkin didukung oleh net buy asing di Bursa Efek Indonesia yang mendorong penguatan IHSG," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (26/20/2020) dilansir ANTARA.
3. Rupiah juga dipengaruhi stimulus AS
Selain kasus COVID-19, rupiah juga dipengaruhi oleh stimulus AS. Ariston, mengatakan, buntunya negosiasi stimulus AS membuat kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terganggunya pemulihan ekonomi.
"Stimulus fiskal AS yang belum jelas dan meningkatnya kasus COVID-19 di dunia, menahan penguatan rupiah tersebut," ujar Ariston.
Baca Juga: Rupiah Senin Pagi Stagnan karena Stimulus Amerika Serikat