Kemendag Susun Strategi Bersaing di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan, mengatakan Kemendag menerapkan sejumlah strategi dalam menghadapi perlambatan ekonomi global.
Perdagangan dunia atau global diprediksi mengalami perlambatan jauh di bawah perdagangan global dibandingkan 2018. Pertumbuhan volume perdagangan dunia barang dan jasa 2019 juga dikoreksi dari 3,4 persen pada April menjadi 1,1 persen pada Oktober.
"Hampir semua negara-negara eksportir dan importir utama dunia saat ini mengalami pertumbuhan negatif, termasuk Tiongkok, dan Amerika Serikat," kata Kasan di Jakarta, Selasa (26/11).
Sementara pertumbuhan ekonomi dunia kini tengah mengalami perlambatan ditunjukan oleh World GDP Growth 2018 yang hanya tumbuh 3,6 persen dari
sebelumnya 3,8 persen 2017. Bahkan, pertumbuhan diperkirakan melemah dari 3,5 persen pada Januari dan menjadi 3 persen pada Oktober 2019.
Ada sejumlah strategi yang dilakukan Kemendag dalam menghadapi perlambatan ekonomi global, apa saja?
1. Menjaga ekspor, memperkuat pasar dan penyederhanaan birokrasi
Dalam pemaparannya, Kasan menargetkan dapat menjaga neraca perdagangan dengan meningkatkan ekspor non-migas. Ia berharap ekspor barang jasa tumbuh 4,5-8,63 persen, sementara untuk ekspor non migas ditargetkan tumbuh 6,88-12,23 persen.
Kemendag juga berusaha mengamankan dan memperkuat pasar dalam negeri serta menyederhanakan birokrasi.
"Proporsi konsumsi nasional sebesar 53 persen terhadap PDB. Kedua, inflasi pangan ditargetkan sebesar 3,0 1 persen dan diusahakan menjadi 2,7 persen tahun 2024 atau di bawah 2 persen serta pengendalian impor," papar Kasan.
Editor’s picks
Baca Juga: Optimisme Indonesia di Tengah Gejolak Perekonomian Global
2. Kemendag menerapkan sejumlah strategi jangka pendek
Kasan juga memaparkan strategi-strategi jangka pendek. Mulai dari meratifikasi 13 perjanjian yang conclude dan menyelesaikan 11 perjanjian perdagangan internasional, mengendalikan impor secara selektif dengan mengutamakan bahan baku penolong tujuan ekspor, hingga investasi menggiatkan dukungan kepada daerah dan industri atau investasi yang berorientasi ekspor.
"Kami juga akan menyederhanakan 18 Permendag ekspor impor serta peningkatan Peran Free Trade Agreement Center (FTA Center) di lima daerah Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan dalam rangka utilisasi FTA/CEPA yang sudah pada tahap implementasi," jelasnya.
Terakhir, strategi jangka pendek yang akan diterapkan adalah menggiatkan misi dagang ke pasar non tradisional dan pemanfaatan perjanjian perdagangan serta aktif sebagai business agent dalam menjadi perwakilan perdagangan di luar negeri (Atase dan ITPC).
3. Ada pula strategi jangka menengah
Lalu, untuk strategi jangka menengah, ada empat hal yang akan dilakukan Kemendag. Pertama adalah penyelesaian sengketa dagang di Dispute Settlement Body (DSB) WTO dalam rangka mengamankan kebijakan perdagangan Indonesia dan akses produk di luar negeri.
"Kedua optimalisasi pemanfaatan instrumen Trade Remedies dalam rangka melindungi industri dalam negeri termasuk pengamanan hambatan ekspor di pasar luar negeri. Ketiga peningkatan branding dan terakhir peningkatan SDM UKM Ekspor," paparnya.
Baca Juga: Waspada, Menkeu Akui Risiko Ekonomi Global Meningkat