Kisah Sukses Bambukeun, Melirik Potensi Besar dari Limbah Bambu

Kini omzetnya Rp20 juta per bulan

Jakarta, IDN Times - Rizkyan Adi Pradana memutuskan resign sebagai karyawan sebuah perusahaan digital dan membuka usaha sendiri bernama Bambukeun pada 2018. Ia melirik potensi besar dari limbah bambu.

Dia menyadari tanaman yang berasal dari subfamili Bambusoideae ini belum maksimal digarap di Indonesia, jauh ketinggalan dari negara Tirai Bambu alias Tiongkok.

"Gue cari usaha dan kepincut bambu karena materi banyak, pemanfaatan belum maksimal tapi negara lain seperti Tiongkok udah maksimal. Gue lihat ada sesuatu yang bisa dimaksimalkan nih dan gue ambil bahan kerajinan bambu gue dengan memanfaatkan limbah atau sisa bambu," kata Rizkyan kepada IDN Times, Sabtu (3/4/2021).

Rizkyan tidak takut untuk resign sebagai karyawan meski ia mengatakan cukup aman dan nyaman untuk urusan pendapatan. "Gue merasa hidup cuma sekali, sayang aja kalau cuma di kantor. Hidup terlalu luas untuk gak lo jelajahi. Gue percaya rezeki ada di tempat yang tepat," ucapnya.

Baca Juga: Kisah Haru Manusia Silver Terpisah dari Keluarganya dan Bertemu Risma

1. Belajar dari kesalahan dengan modal yang cukup besar

Kisah Sukses Bambukeun, Melirik Potensi Besar dari Limbah BambuKisah sukses Bambukeun (Dok. Bambukeun).

Rizkyan merogoh kocek Rp10 juta untuk membangun usahanya ini. Jumlah yang ia akui sebagai kesalahan dan menjadi pembelajaran. Di awal ia berpikir untuk menargetkan semua segmen pasar dengan Bambukeun ini. Namun kini Rizkyan memilih memfokuskan Bambukeun untuk pasar millennial.

"Itu gak patut dicontoh, gue belajar juga dan spread (pasar) terlalu luas sehingga belum maksimal. Tapi alhamdulillah ada tambahan dan bisa tetap jalan," ujarnya.

2. Beromzet Rp20 juta sebulan dan fokus pada pada produk bambu fungsional

Kisah Sukses Bambukeun, Melirik Potensi Besar dari Limbah BambuKisah sukses Bambukeun (Dok. Bambukeun).

Jika sebelumnya Rizkyan fokus pada semua pasar dan membuat kerajinan bambu untuk pajangan, kini ia memfokuskan pada kerajinan bambu yang fungsional seperti gelang, tumbler, sedotan dan keranjang bambu. Ia menjual produknya mulai dari harga Rp60 ribu sampai Rp250 ribu.

"Kalau keranjang Rp80 ribu sampai Rp200 ribuan. Gue juga terima costum, itu yang murah, itu bisa goceng doang. Hasil jadinya kayak bambu dan dikasih gantungan kunci. Sementara kalau desain model motor gitu Rp200 ribuan. Ada yang model kapal, itu bisa dijual Rp1 jutaan tapi gue mengurangi," paparnya.

Produknya ini pun mendapat perhatian dari warga negara asing yang tinggal di Indonesia dan sering memesan untuk dibawa ke negara asal mereka.

Baca Juga: Modal hanya Ratusan Ribu, Bisnis Sedotan Bambu ini Raih Omzet Jutaan

3. Pembelajaran dari pandemik COVID-19

Kisah Sukses Bambukeun, Melirik Potensi Besar dari Limbah BambuKisah sukses Bambukeun (Dok. Bambukeun).

Tiga tahun berdiri, kini Bambukeun punya omzet Rp20 juta per bulan dengan 3 orang pengerajin bambu. Meski demikian pandemik COVID-19 membuat Rizkyan harus rela tidak bisa menghasilkan apa-apa, terlebih di enam bulan pertama COVID-19 masuk Indonesia.

"Pas pandemik hampir 6 bulan, pendapatan turun, di awal pandemik itu zero, gak ada penghasilan sama sekali," kenangnya.

Namun Rizkyan tidak menyerah. Ia memanfaatkan waktu dengan membangun jaringan bisnis dengan membuat live Instagram bersama sejumlah influencer dan pengusaha produk lokal. Salah satunya dengan live Instagram bersama Vincent Rompies.

"Termasuk sama Vincent Rompies, jadi makin dikenal. Jadi pandemik ada hikmahnya juga," katanya.

4. Membawa bambu sampai ke New York

Kisah Sukses Bambukeun, Melirik Potensi Besar dari Limbah BambuKisah sukses Bambukeun (Dok. Bambukeun).

Rizkyan menargetkan dapat membuka toko offline yang disebutnya sebagai
Bamboo Product Hub, sebuah wadah bagi pengerajin bambu lain untuk bergabung dan memamerkan karya mereka.

"Moga-moga bisa di tengah atau akhir tahun ada galeri yang isinya produk bambu dari banyak pengerajin," ucapnya.

Selain itu Rizkyan bercita-cita membawa Bambukeun ke pasar internasional. Ia membayangkan bisa memamerkan karyanya di pinggir jalan New York.

"Gue membayangkan ada bambu di pinggir jalan, gue mau taruh di New York, jangan-jangan orang luar akan suka karena mereka suka dengan tropical thing. Hotel di Bali yang bambu mahal banget buat lokal tapi buat bule pasti tetap dibayar," katanya.

Bagi kamu yang tertarik dengan kerajinan bambu, kamu bisa melihat karya Bambukeun lainnya di Instagram bambukeun.id

Baca Juga: Kisah Sukses CEO Gelora.id, Mencari Cuan dari Keringat di Lapangan

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya