Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra International

Kalau sudah passion pasti ada jalan deh buat sukses

Jakarta, IDN Times – Siapa tidak kenal PT Astra International Tbk? Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur ini telah ada sejak 62 tahun lalu. Astra mencatat laba bersih konsolidasian perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2018 sebesar Rp21.672.899.305.709 atau Rp21,6 triliun. Wow!

Tentunya hasil tersebut tidak lepas dari peran Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto. Beberapa waktu lalu IDN Times mengobrol banyak hal dengan Prijono. Bagaimana awal karir dia hingga bisa membangun Astra seperti sekarang. Kami juga berbincang tentang pandangan dan kehidupan personal dia.

Berikut ini adalah 8 hal tentang sosok Prijono.

1. Kuliah nongkrong sama orang Jerman, jatuh cinta sama wanita Indonesia

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalIDN Times/Dini Suciatiningrum

Lama kuliah di Jerman membuat Prijono banyak bergaul dengan warga Jerman juga tentunya. Ia mendapat gelar Dipl.-Ing. di bidang Teknik Mesin dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl.-Wirtschaftsing di bidang Administrasi Niaga dari University of A.Sc. Bochum, Jerman pada 1986.

“Karena memang saya sejak awal berusaha asimilasinya dengan orang Jerman. Ya itu dicampur lah, tapi saya teman belajar tuh banyak Jerman yah, kebetulan juga di tempat kuliah saya, di tempat, apa, fakultas yang saya masuk, enggak terlalu banyak (orang Indonesia),” kata Prijono kepada IDN Times.

Meski banyak bergaul dengan orang Jerman, ternyata hati Prijono tetap tersangkut pada wanita Indonesia yang kini menjadi istrinya.

“Enggak lah (terpincut sama wanita Jerman). Tetap NKRI,” katanya diakhiri tawa.

Baca Juga: Hari Pendidikan Nasional, Astra Selenggarakan Festival Kampung Berseri

2. Kuliah di Jerman karena terinspirasi menjadi insinyur seperti sang ayah

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalDok.IDN Times/Istimewa

Sosok ayah adalah yang menginspirasi Prijono untuk kuliah di Jerman dan menjadi insinyur pada 1960-an. Ayahnya adalah salah satu orang yang merakit mobil Honda N360 dan Datsun Pick Up.

“Kalau Anda Google tuh Honda N360 tahun 60an tuh Ayah saya yang assembly, Lambretta, Beliau juga assembling, begitu juga Datsun Pick Up dia juga assembling. Jadi waktu saya masih SD, sekitar tahun 60an itu. Jadi yah (saya) memang sudah kepingin, tukang insinyur,” ungkap Prijono.

3. Sudah niat belajar di Jerman sejak usia 11 tahun

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalWorldatlas.com

Keinginan belajar di Jerman sudah ada di diri Prijono sejak kecil. Bahkan di usia 11 atau 12 tahun dirinya menargetkan kuluah di teknik mesin.

“Sudah gitu SMA selesai, belum SMA aja saya udah belajar Bahasa Jerman di Goethe Institute, di Jakarta kan, jadi SMA 1, SMA 2, SMA 3, begitu lepas SMA ya saya ke Jerman,” katanya.

4. Keputusannya kuliah teknik mesin sempat dipertanyakan orang tua

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalSekawantorcbd.com

Orang tua Prijono tidak langsung mengiyakan dirinya kuliah teknik mesin mengikuti jejak sang ayah. Terlebih sang kakak, Jongkie Sugiarto juga kuliah di bidang yang sama. Orang tua Prijono bahkan sempat menulis surat, menganjurkan dirinya kuliah di ekonomi bisnis.

“Saya katakan, wong sukanya ini. Ya sukanya itu, ya saya harus mempelajari bidang yang saya suka dulu. There after satu tahun sebelum saya menjadi diploma insinyur, diploma engineer, saya tulis surat sama orang tua, ini sambil saya bikin skripsi sekarang, tuh orang tua akhirnya yang menganjurkan mengambil kuliah di bidang ekonomi bisnis,” kisah Prijono.

Baca Juga: Ultah ke-62, Astra Launching Rumah Baru

5. Tidak pernah merasa puas, sampai sekarang

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalIDN Times/Ita Malau

Ketika ditanya di usia berapa dirinya merasa puas, terlebih dengan pencapaian hingga saat ini, Prijono menjawab dirinya tidak pernah merasa puas bahkan sukses. “Kalau Anda menanyakan gitu, sekarang aja saya belum merasa sukses,” katanya.

Dengan lebih dari 225 karyawan di Astra, Prijono juga mengajarkan agar tidak cepat puas.

“The moment Anda merasa sukses ada selalu ngerasa complacent nanti, complacent berarti Anda tidak mau melanjutkan. Jadi jangan pernah yang namanya complacent itu atau sudah merasa achieved. Happy mah sejenak. Kalau Anda selalu merasa puas, Anda selalu udah tercapai cita-citanya, ya gak akan kemana-mana,” ujarnya.

6. Gak mau dikenang sebagai apapun, yang penting adalah generasi selanjutnya

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalIDN Times/Dini Suciatiningrum

Prijono ogah dikenang sebagai suatu sosok yang ‘wah’. Ia tidak memikirkan ketika pensiun nanti mau dikenang atau dianggap sebagai apa. Baginya, yang paling penting adalah mengerjakan sebaik mungkin pekerjaan saat ini untuk diteruskan ke generasi berikutnya.

“Yang penting apa yang sudah saya kerjakan nanti dilanjutkan siapa pun penerus saya, dan harus lebih baik. Apa yang kita sudah fondasikan bisa diteruskan dan nanti diperbaiki oleh generasi selanjutnya, saya sudah ndak penting lagi. It’s part of the game, udah, part of the masa lalu, udah selesai, paling foto saya di situ kan di pajang memang presdir-presdir Astra yang lalu,” kata Prijono.

7. Biasa masuk kerja dari pukul 7.30

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra InternationalIDN Times/Dini Suciatiningrum

Prijono menceritakan jika dirinya selama 30 tahun terakhir selalu masuk kerja pada pagi hari. Pun, pulang saat larut malam.

“Saya sudah 30 tahun lebih bekerja, masuk kerja pagi banget. Dari dulu, saya juga bukan bilang, pulang malem banget, terus berangkatnya siang banget gak juga kayak gitu. Karena Astra dari dulu begitu dan sebelum saya kerja di Astra juga begitu, kerjanya dari jam 7.30 pagi, memang pagi banget,” ungkapnya.

Baca Juga: Astra Catat Dividen Tunai Rp8,6 Triliun 

8. Tidak pernah bermimpi bisa jadi presiden direktur

Kisah Sukses Prijono Sugiarto hingga Jadi Presdir Astra Internationalastra.co.id

Menjadi presiden direktur salah satu perusahaan terbesar di Indonesia tidak pernah terpikirkan oleh Prijono. Ia memulai segalanya dari nol. Dimulai pada 1990 ia bekerja sebagai Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia.

Sekitar satu dekade kemudian jabatan Direktur Perseroan dicapainya. Ia pun menjabat posisi itu pada 2001-2010. Ia pun menjabat Presiden Komisaris PT Pamapersada Nusantara (2007–2009) dan Wakil Presiden Komisaris PT Federal International Finance (2007-2010).

Setelah itu ia bergabung menjadi Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk  pada 2010-2017, Wakil Presiden Komisaris PT Toyota-Astra Motor pada 2010-2015, dan Wakil Presiden Komisaris PT Astratel Nusantara pada 2013-2015.

“Nah gak pernah bermimpi, boro-boro saya dulu melihat dari luar, kalau baca Pak Teddy Rahmat sebagai Presdir Astra hebat banget ya. Mana saya, masa saya berpikir kayak gitu? Nanti kan kita ya jangan kayak pungguk merindukan bulan juga tapi juga harus benar-benar kerjakan apa yang harus Anda kerjakan dengan sebaik mungkin. Apa pun pekerjaan yang diberikan pada kita atau apa pun yang kita kerjakan itu harus well done,” jelasnya.

Baca Juga: 9 Fakta Perjalanan Ari Askhara yang Sukses Jadi Dirut Garuda Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya